SUMEDANG EKSPRES – Kami akan membahas salah satu merek yang sangat identik dengan bulan Ramadan, yaitu Esia, dengan produk andalannya Esia Hidayah. Esia adalah merek operator seluler berbasis CDMA yang dimiliki oleh PT Bakrie Telecom. Pada masanya, Esia merupakan salah satu pemain utama dalam industri telekomunikasi Indonesia, dan berhasil menarik perhatian jutaan pelanggan melalui berbagai inovasi.
Esia diluncurkan pada 12 September 2003 dan berkembang pesat berkat strategi harga yang kompetitif serta produk unggulan seperti Esia Hidayah, ponsel Islami pertama di Indonesia. Namun, seiring perkembangan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di industri telekomunikasi, Esia mulai kehilangan pelanggan. Pada periode 2015 hingga 2016, layanan Esia resmi dihentikan, yang berdampak pada kondisi keuangan PT Bakrie Telecom.
Kami akan mengulas perjalanan Esia sejak awal kemunculannya, masa kejayaannya, hingga akhirnya tersingkir dari pasar telekomunikasi Indonesia.
Baca Juga:iQOO Z10 Hadir dengan Baterai Jumbo 7.300 mAh Super Fast Charging, Simak ReviewnyaStereotip Motor Matic di Indonesia
Sejarah Berdirinya Merek Esia
Esia lahir dari transformasi PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo) menjadi PT Bakrie Telecom pada tahun 2003. Perusahaan ini mengadopsi teknologi CDMA yang saat itu dianggap lebih efisien dibandingkan GSM, terutama dalam hal kualitas suara dan biaya operasional.
Teknologi CDMA memungkinkan Esia menawarkan layanan telepon dengan tarif lebih murah dibandingkan para pesaingnya, menjadi daya tarik utama di pasar telekomunikasi Indonesia yang kala itu masih didominasi oleh operator GSM seperti Telkomsel dan Indosat.
Pada tahap awal, Esia hanya beroperasi di wilayah Jabodetabek dan Bandung, dengan investasi awal sebesar Rp700 miliar. Target awal perusahaan adalah memperoleh 150.000 pelanggan pada akhir tahun 2004. Untuk mencapai target ini, Esia meluncurkan berbagai promo menarik, seperti tarif nelpon murah dan program “kredit seumur hidup” bagi pelanggan. Strategi ini terbukti efektif dan berhasil menarik perhatian masyarakat.
Seiring kesuksesannya, Esia memperluas jaringan ke berbagai kota lain di Indonesia. Pada tahun 2007, jumlah pelanggan mencapai 3,7 juta, meningkat menjadi 5,8 juta pada Juni 2008, dan mencapai 9 juta pada akhir 2009. Puncak kejayaan Esia terjadi pada tahun 2011, dengan jumlah pelanggan mencapai 14,6 juta.
Ekspansi ini didukung oleh strategi pemasaran yang agresif, termasuk kerja sama dengan Nokia untuk menghadirkan ponsel bundling Esia yang terjangkau. Pada tahun 2009, Esia telah menjangkau 64 kota, termasuk Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Makassar, dan Balikpapan, menjadikannya salah satu operator dengan cakupan terluas di masanya.