Kunjungan Diplomatik Prabowo ke Timur Tengah Perkuat Posisi Indonesia di Kancah Global

Kunjungan Diplomatik Prabowo ke Timur Tengah Perkuat Posisi Indonesia di Kancah Global
Presiden RI Prabowo Subianto dalam kunjungannya ke Timur Tengah. (SUMBER FOTO: BPMI/Setpres via ANTARA)
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke sejumlah negara di Timur Tengah, antara lain Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Lawatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan politik dan memperkuat posisi strategis Indonesia, terutama di kawasan Global South.

Selama perjalanan tersebut, Prabowo menerima sambutan hangat dari negara-negara yang dikunjungi. Menurut Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Syahganda Nainggolan, sikap Prabowo yang menunjukkan komitmen terhadap solidaritas global menjadikannya berpotensi sebagai figur pemimpin baru di tingkat dunia.

Pernyataan itu disampaikan dalam forum diskusi bertema “Mencermati Arah Politik dan Diplomasi Prabowo di Timur Tengah dan Turki” yang berlangsung di kantor GREAT Institute, Jakarta, Senin (14/4).

Baca Juga:Iga Swiatek Tetap Merasa Tantangan di Lapangan Tanah Liat Meski DominanPB Persani Siapkan 8 Atlet Senam Jalani Pelatnas Jangka Panjang Menuju Olimpiade 2028

Syahganda juga menekankan pentingnya komunikasi politik yang efektif agar kebijakan luar negeri Indonesia tidak disalahpahami atau menimbulkan persepsi negatif.

Senada dengan hal tersebut, Teguh Santosa, Direktur Geopolitik dari GREAT Institute, memaparkan bahwa setiap negara menghadapi dilema dalam sistem internasional yang cenderung anarkis. Ia menekankan bahwa hubungan luar negeri harus dibangun tanpa menciptakan ketergantungan terhadap kekuatan hegemonik manapun.

“Salah besar bila kita mengatakan bahwa antitesa dari ketergantungan pada satu negara hegemonik adalah dengan dengan bersandar pada negara hegemonik lain. Antitesa dari ketergantungan pada satu negara adalah meniadakan ketergantungan pada negara itu, dan pada negara lain,” jelas Teguh.

Ia menambahkan bahwa konflik dagang antara Amerika Serikat di bawah Donald Trump dan China di bawah Xi Jinping seharusnya menjadi pelajaran penting untuk memperkuat kerja sama global berbasis prinsip saling menghormati kedaulatan.

Teguh meyakini bahwa lawatan Prabowo serta interaksinya dengan para pemimpin dunia dilakukan dalam semangat tersebut.

Di sisi lain, Dr. Zarmansyah, salah satu akademisi yang turut hadir dalam diskusi, mengingatkan bahwa Indonesia telah banyak berkontribusi dalam upaya perdamaian dunia, namun kontribusi tersebut seringkali tidak ditindaklanjuti secara berkelanjutan.

“Saya berharap, Presiden Prabowo juga memberikan perhatian pada investasi perdamaian yang sudah kita lakukan di banyak negara. Kehadiran Indonesia dalam menjaga perdamaian di banyak negara dan kawasan harus di-follow up dengan kerja sama ekonomi sehingga Indonesia memiliki mitra alternatif yang lebih luas,” tutup Zarmansyah.*

0 Komentar