SUMEDANG EKSPRES – Setiap hari, tanpa kita sadari, kita membuat ratusan keputusan mau makan apa, pakai baju apa, ingin beli apa. Kita selalu merasa bahwa semua itu adalah pilihan dan keputusan kita sendiri.
Di balik setiap keputusan yang kita ambil, ada strategi tersembunyi yang dimainkan oleh para ahli marketing. Ya, merekalah yang dengan sangat hati-hati menanamkan keinginan dalam diri kita dan membentuk kebutuhan yang bahkan sebelumnya tidak pernah kita pikirkan.
Sebelum kita membahas rahasia trik marketing, mari kita lihat terlebih dahulu bagaimana pola konsumsi masyarakat Indonesia telah berubah dari masa ke masa.
Baca Juga:Viral Anggota DPRD Sumut Cekik Pramugari di Pesawat Wings Air, Ini OrangnyaKisah Kejayaan Esia Hidayah hingga Kehancurannya Gara-Gara Jaringan
Dulu, pola konsumsi masyarakat Indonesia sangat sederhana dan berbasis pada kebutuhan. Apa yang dicari adalah sesuatu yang benar-benar diperlukan. Setiap pembelian dilakukan karena fungsinya, bukan karena daya tarik atau gengsi.
Namun, seiring berjalannya waktu, pola ini mulai bergeser. Kemajuan teknologi, globalisasi, dan strategi pemasaran yang semakin canggih perlahan-lahan mengubah cara pandang masyarakat terhadap kebutuhan dan keinginan.
Perubahan ini menunjukkan betapa efektifnya strategi marketing dalam membentuk ulang pola konsumsi kita. Dari yang awalnya membeli karena kebutuhan, kini banyak keputusan yang diambil berdasarkan keinginan yang ditanamkan oleh brand.
Dan dari semua lapisan masyarakat, kelas menengah adalah kelompok yang paling rentan terjebak dalam pola konsumsi berlebihan.
Karena masyarakat kelas atas memiliki kekayaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup mereka tanpa perlu berpikir dua kali.
Sedangkan masyarakat kelas bawah lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar. Dengan kemampuan finansial yang terbatas, mereka cenderung tidak mungkin menghamburkan uang, apalagi untuk hal-hal yang bukan prioritas.
Karena mereka memiliki daya beli yang cukup, ambisi sosial yang tinggi, serta akses yang luas terhadap kredit. Mereka sering kali berbelanja bukan hanya karena kebutuhan, tetapi juga untuk meningkatkan status sosial atau sekadar merasa lebih baik dengan memiliki barang tertentu.
Baca Juga:iQOO Z10 Hadir dengan Baterai Jumbo 7.300 mAh Super Fast Charging, Simak ReviewnyaStereotip Motor Matic di Indonesia
Media sosial dan kecerdikan para ahli marketing semakin memperkuat hasrat dan keinginan ini. Tanpa sadar, mereka terdorong untuk terus menghabiskan uang demi mengikuti tren atau mengejar diskon yang menggoda.