10 Rahasia Jahat Trik Marketing Brand yang Bisa Kuras Uangmu Sampai Habis

Rahasia Trik Marketing
Rahasia Jahat Trik Marketing. Ilustrasi: Unsplash
0 Komentar

Dan ya, inilah yang menjadikan kelas menengah sebagai kelompok paling rentan terkena jebakan marketing.

Rahasia Trik Marketing dari Berbagai Brand

Beginilah para ahli marketing memainkan perannya untuk memasarkan produk dari Brand yang mereka miliki.

1. Psikologi

Psikologi kitalah yang dimanfaatkan oleh mereka.

Mungkin kamu pernah mengalami ini: setelah seharian beraktivitas dan merasa lelah, kamu dalam perjalanan pulang lalu tiba-tiba berpikir,

“Kayaknya enak kalau makan pizza deh.”

Pertanyaannya, apakah itu benar-benar keinginanmu?

Baca Juga:Viral Anggota DPRD Sumut Cekik Pramugari di Pesawat Wings Air, Ini OrangnyaKisah Kejayaan Esia Hidayah hingga Kehancurannya Gara-Gara Jaringan

Sekilas, pikiran itu terasa seperti berasal dari dirimu sendiri. Tapi, kenyataannya mungkin tidak. Coba ingat kembali—beberapa hari atau minggu sebelumnya, brand pizza tersebut mungkin sudah diam-diam menjalin koneksi dengan otakmu melalui iklan-iklan mereka: warna yang mencolok, tekstur yang menggoda, visual yang begitu menggugah selera.

Iklan-iklan itu secara perlahan menanamkan benih keinginan dalam otakmu, hingga pada akhirnya kamu mengikuti dorongan tersebut dan membeli produknya. Lihat betapa cerdiknya mereka.

2. Subliminal Conditioning

Pernah memperhatikan bagaimana kamu menyikat gigimu?

Sebagian besar dari kita masih terbiasa menuangkan pasta gigi penuh sepanjang bulu sikat. Padahal, dari sisi medis, jumlah sebesar biji jagung saja sudah cukup.

Ini karena subliminal conditioning, atau pesan tersembunyi yang ditanamkan lewat iklan. Dalam iklan pasta gigi, sering kali digambarkan seseorang menuangkan satu garis panjang penuh di atas sikat gigi—tanpa disadari, ini membentuk kebiasaan bawah sadar dalam diri kita. Akhirnya, kita memakai terlalu banyak, pasta gigi cepat habis, dan kita membeli lagi. Trik halus, tapi sangat efektif.

3. Green Transfer Trick

Mari kita lihat contoh nyata melalui sebuah cerita.

Ini adalah Andi, seorang karyawan bank swasta. Suatu hari, dia berniat pergi ke mall hanya untuk membeli satu barang kecil—susu. Tidak ada niat belanja lain, apalagi menghamburkan uang.

Tapi begitu memasuki mall, semua berubah. Mall didesain dengan tata letak yang rumit dan berliku. Tidak ada jalur langsung ke toko tujuan. Lampu yang hangat, musik yang menenangkan, dan aroma khas mall perlahan mengalihkan fokusnya. Tanpa sadar, Andi mulai berjalan tanpa arah, melihat-lihat toko lain.

0 Komentar