Inilah yang disebut sensory priming—ketika indra kita dipancing secara halus agar membuat keputusan tanpa kita sadari.
Dan benar saja, kini Andi tak hanya membeli headset. Dia juga membeli kopi dan roti atau camilan sebagai pelengkap, meski awalnya tidak berniat sama sekali.
8. Moral Licensing
Saat sedang menikmati kopi, Andi melihat sebuah toko jam tangan yang sangat menarik di dekatnya. Ia pun berkata dalam hati:
Baca Juga:Viral Anggota DPRD Sumut Cekik Pramugari di Pesawat Wings Air, Ini OrangnyaKisah Kejayaan Esia Hidayah hingga Kehancurannya Gara-Gara Jaringan
“Tadi gue beruntung banget karena dapat headset diskon. Jadi enggak masalah kalau belanja sedikit lagi…”
Inilah yang disebut moral licensing—saat otak kita merasionalisasi keputusan buruk dengan alasan bahwa kita sudah melakukan sesuatu yang baik sebelumnya.
Andi pun akhirnya membeli jam tangan yang sebenarnya tidak dia butuhkan. Padahal, dia sudah punya jam tangan lain di rumah. Tapi karena merasa “berhak” setelah mendapat diskon sebelumnya, keputusan impulsif itu jadi terasa wajar.
9. Neuromarketing
Belum selesai sampai di situ, Andi kembali masuk ke toko lain—kali ini toko sepatu. Seorang pegawai menyapanya dengan senyum hangat dan berkata,
“Mas, sepatu ini keren banget buat style-mu!”
Toko tersebut sedang menerapkan strategi neuromarketing, yaitu teknik pemasaran yang memanfaatkan emosi, pencahayaan, musik, dan interaksi sosial untuk memengaruhi keputusan belanja.
Dengan pencahayaan yang hangat, musik yang santai, serta pegawai yang memberikan pujian terhadap selera fashion-nya, Andi merasa dihargai dan diperhatikan. Dalam hitungan menit, ia memutuskan membeli sepatu mahal—yang sebenarnya tidak pernah ia rencanakan.
10. Display Toko
Akhirnya, Andi kembali teringat tujuan utamanya: membeli susu. Ia pun pergi ke supermarket.
Baca Juga:iQOO Z10 Hadir dengan Baterai Jumbo 7.300 mAh Super Fast Charging, Simak ReviewnyaStereotip Motor Matic di Indonesia
Tapi tahukah kamu? Tata letak dan penempatan barang di toko bukan tanpa alasan, semuanya dirancang untuk memengaruhi keputusan otak kita.
Contohnya, barang kebutuhan pokok seperti susu, telur, dan beras biasanya diletakkan di bagian belakang toko. Tujuannya agar pelanggan harus melewati banyak produk lain dulu sebelum sampai ke produk utama.
Barang mahal biasanya ditempatkan di level mata, supaya lebih mudah terlihat dan lebih mungkin dibeli.