Sumedang Punya Stasiun, Rel Kereta Api Rancaekek–Tanjungsari Masuk Daftar Reaktivasi

DIAKTIFKAN: Jalur rel kereta api Rancaekek–Tanjungsari sepanjang 47,5 kilometer kembali masuk dalam daftar rea
ISTIMEWA, DIAKTIFKAN: Jalur rel kereta api Rancaekek–Tanjungsari sepanjang 47,5 kilometer kembali masuk dalam daftar reaktivasi.
0 Komentar

sumedangekspres, TANJUNGSARI – Setelah puluhan tahun tak beroperasi, jalur rel kereta api Rancaekek–Tanjungsari sepanjang 47,5 kilometer kembali masuk dalam daftar reaktivasi yang tengah dibahas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama pemerintah pusat, baru-baru ini.

Wacana tersebut mencuat usai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menggelar pertemuan dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dalam pertemuan tersebut, Tanjungsari disebut sebagai salah satu titik strategis yang akan terdampak langsung dari program reaktivasi jalur lama.

“Jalur lama ini punya potensi luar biasa untuk menggerakkan perekonomian lokal. Reaktivasi rel bukan sekadar menghidupkan transportasi, tapi juga memulihkan denyut kehidupan Tanjungsari,” ujar Gubernur Dedi.

Baca Juga:Meningkat, Kunjungan Wisata ke Sumedang Capai 130 RibuHari Jadi Sumedang ke-447, KSL akan Gelar Kirab Panji dan Mahkota Kemaharajaan Sunda

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dhani Gumelar, menjelaskan, reaktivasi jalur Rancaekek–Tanjungsari merupakan bagian dari program besar reaktivasi sejumlah jalur lainnya, termasuk Bandung–Pangandaran, Garut–Cikajang, Bogor–Sukabumi–Cianjur, Bandung–Ciwidey, Padalarang–Cipatat, dan Banjar–Cijulang.

Menurutnya, jalur ini akan sangat membantu dalam distribusi hasil pertanian dan mendukung konektivitas antarwilayah.

“Konektivitas ini sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di wilayah seperti Tanjungsari yang potensinya besar tapi belum terkoneksi secara optimal,” ujarnya.

Selain sektor logistik, sektor pariwisata juga menjadi salah satu alasan kuat di balik rencana reaktivasi ini. Gubernur Dedi menambahkan, moda kereta api dinilai cocok untuk menunjang pariwisata karena kapasitasnya yang besar dan bebas dari kemacetan.

“Kereta itu anti macet, bisa angkut banyak orang sekaligus. Cocok untuk daerah seperti Tanjungsari yang punya daya tarik wisata tapi belum terkoneksi,” jelasnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat serta kabupaten/kota terkait untuk memastikan kelancaran proses reaktivasi ini, baik dari sisi teknis maupun anggaran. Jika rencana ini terealisasi, maka Tanjungsari diproyeksikan akan kembali hidup sebagai simpul transportasi penting dan kawasan strategis dalam peta pembangunan Jawa Barat. (kos)

0 Komentar