3 Sisi Gelap Kamboja Ternyata Lebih Parah dari Indonesia

Sisi Gelap Kamboja
Fakta Sisi Gelap Kamboja. Image: Pixabay
0 Komentar

Namun kegelapan itu belum berhenti—ia merambat lebih dalam dan lebih licik lewat perjudian daring. Di balik layar komputer, ribuan orang, bahkan anak-anak muda, terseret dalam sistem digital yang tampak rapi, tetapi sesungguhnya penuh perangkap. Situs-situs yang menjanjikan kekayaan instan menyamar sebagai peluang emas, padahal hanyalah jaring laba-laba yang siap menangkap korbannya.

Lebih mengerikan lagi, bukan hanya para pemain yang menjadi korban, melainkan juga para pekerja di balik layar. Mereka dijanjikan pekerjaan yang layak, namun kenyataannya justru dikurung dan dipaksa bekerja 16 hingga 18 jam per hari, dimata-matai, diperlakukan secara tidak manusiawi, bahkan diperdagangkan dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Kasino digital bukan hanya tempat perjudian, tetapi telah menjadi penjara modern yang beroperasi dalam bayang-bayang.

Pemerintah tahu, tetapi tidak selalu peduli. Perjudian adalah sumber uang gelap yang deras—di satu sisi dilarang, tetapi di sisi lain dilindungi oleh tangan-tangan tak terlihat. Semuanya terjadi di bawah hidung kekuasaan. Korupsi membungkam hukum, aparat menutup mata, dan seperti biasa, rakyat kecil hanya bisa menunduk dan bertahan hidup.

Baca Juga:Aplikasi Best Reading Buat Skema Investasi Bodong Modus Membaca Konten10 Rahasia Jahat Trik Marketing Brand yang Bisa Kuras Uangmu Sampai Habis

Bukan hanya warga lokal yang menjadi korban. Para pekerja migran, termasuk dari Indonesia, juga turut menjadi sasaran. Diperkirakan jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Kamboja berkisar antara 89.000 hingga 100.000 orang, dan sekitar 1.947 orang telah dipulangkan setelah terlibat dalam bisnis daring dan penipuan investasi.

Mereka awalnya tergiur oleh tawaran gaji tinggi, namun kenyataannya terjebak dalam perusahaan-perusahaan yang merupakan bagian dari sindikat penipuan. Sebagian dari mereka mengalami kekerasan fisik, penyekapan, bahkan kehilangan nyawa.

Bahkan baru-baru ini, seorang pria berinisial SD diduga menjadi korban perdagangan organ manusia dan dipulangkan ke Indonesia dalam keadaan tidak bernyawa.

0 Komentar