Perilaku seperti ini menimbulkan kecemburuan sosial dan persepsi bahwa orang-orang yang seharusnya mewakili suara rakyat malah justru menciptakan jarak sosial yang tajam dengan masyarakat yang mereka wakili. Hal ini menunjukkan bahwa citra buruk DPR di mata masyarakat sebagian besar disebabkan oleh ulah oknum-oknum yang tidak profesional dalam menjalankan tugasnya.
Lebih parah lagi, beberapa dari mereka sering kali mengeluarkan pernyataan yang tidak pantas atau menyakitkan hati rakyat, padahal sebagai pejabat publik yang diberi mandat untuk mewakili suara rakyat, mereka seharusnya mampu menjaga tutur kata dan menyampaikan pendapat dengan empati dan tanggung jawab.
Selain itu, alasan utama mengapa citra DPR buruk di mata masyarakat adalah karena kinerja mereka tidak sesuai dengan harapan. Sesuai dengan namanya, Dewan Perwakilan Rakyat seharusnya menjadi lembaga yang benar-benar mewakili dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Artinya, setiap keputusan, kebijakan, dan tindakan yang diambil oleh para anggota DPR harus mencerminkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Baca Juga:7 Rekomendasi HP Sinyal Kuat Paling Stabil Pada 2025Review Lengkap Infinix Note 50s 5G Plus yang Dibilang Punya Desain Nyeleneh
Namun kenyataannya, kinerja DPR justru sering kali tidak sejalan dengan aspirasi dan keluhan rakyat. Hal ini membuat masyarakat mempertanyakan keberadaan DPR itu sendiri: apakah mereka benar-benar mewakili rakyat, atau justru sekadar menempati kursi kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu?
Sekarang begini, mungkin sudah menjadi semacam “ciri khas” dari beberapa anggota DPR saat rapat berlangsung. Ketika sedang membahas hal-hal penting yang menyangkut kepentingan rakyat, justru mereka melakukan tindakan-tindakan yang sangat tidak etis—seperti tertidur saat rapat, bermain ponsel, bahkan ada yang kedapatan bermain gim daring ketika rapat masih berlangsung.
Belum lagi kebijakan-kebijakan yang dihasilkan, sering kali bertentangan dengan aspirasi rakyat, hingga menyebabkan masyarakat turun ke jalan untuk memprotesnya. Akumulasi dari berbagai masalah inilah yang menjadi penyebab mengapa DPR dibenci oleh banyak rakyat—karena sudah dibayar menggunakan uang rakyat, tetapi kinerjanya sering kali tidak sesuai dengan kehendak rakyat.
Karena rasa frustrasi itu, tidak sedikit orang yang mengusulkan agar DPR dibubarkan saja, dengan alasan bahwa lembaga tersebut sudah tidak berguna lagi. Namun, pertanyaannya adalah: apakah pembubaran DPR merupakan solusi yang bijak?