Penyebab Film Animasi Malaysia Lebih Maju Dibandingkan Animasi Indonesia

Animasi Malaysia Lebih Maju
Animasi Malaysia Lebih Maju dari Indonesia
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Sejak tahun 2007, animasi Upin & Ipin dari Malaysia sudah berhasil tayang di lebih dari 100 negara. Animasi BoBoiBoy pun telah ditayangkan di lebih dari 50 negara. Sementara itu, belum ada animasi dari Indonesia yang mencapai pencapaian serupa.

Animasi-animasi Indonesia yang sempat tayang di luar negeri seperti Nussa, Rara, Si Juki, dan Kiko baru ditayangkan di kawasan Asia Tenggara saja. Artinya, cakupannya belum se-global animasi asal Malaysia.

Padahal, Indonesia dan Malaysia merupakan negara bertetangga dengan perkembangan negara yang tidak berbeda jauh. Lalu, mengapa industri animasi kedua negara ini bisa berkembang sangat berbeda?

Baca Juga:7 Rekomendasi HP Sinyal Kuat Paling Stabil Pada 2025Review Lengkap Infinix Note 50s 5G Plus yang Dibilang Punya Desain Nyeleneh

Apakah karena Malaysia mulai berinvestasi di industri animasi lebih awal? Ataukah karena Indonesia kekurangan bakat animator? Atau mungkin pemerintah Indonesia terlalu fokus pada sektor lain, seperti pengembangan kecerdasan buatan (AI), hingga lupa bahwa industri animasi juga merupakan sektor yang sangat penting untuk dikembangkan?

Masalah ini cukup mendesak, dan kami akan mencoba menelusuri akar persoalannya serta mencari solusi yang bisa mendorong kemajuan animasi Indonesia.

Jika dilihat dari aspek geografis, bahasa, budaya, hingga kuliner, Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaan. Bahkan keduanya juga memiliki sejarah sebagai negara yang pernah dijajah. Maka wajar saja jika banyak pihak mempertanyakan mengapa animasi Indonesia terasa tertinggal jika dibandingkan dengan animasi Malaysia.

Penyebab Industri Film Animasi Malaysia Lebih Maju

Kami akan memaparkan beberapa alasan yang membuat industri film animasi Malaysia lebih maju dari Indonesia.

1. Faktor Sejarah

Menurut kami, dari segi keterampilan dan kemampuan teknis, animator Indonesia tidak kalah jauh. Hanya saja, memang animasi Malaysia sejauh ini lebih dikenal luas oleh masyarakat global.

Menariknya, jika ditelusuri dari sisi sejarah, animasi Indonesia justru memulai langkah lebih awal dibandingkan Malaysia. Pada tahun 1955, Indonesia sudah merilis iklan layanan masyarakat dalam bentuk animasi berjudul Si Dul Memilih, karya Bapak Dukut Hendronoto bersama PPFN (Pusat Produksi Film Negara), yang kini dikenal sebagai PFN. Beliau pun dikenal sebagai animator pertama Indonesia.

Sayangnya, hingga kini saya belum menemukan arsip video dari iklan tersebut. Namun, dari berbagai artikel dan jurnal yang saya baca, inilah yang diyakini sebagai titik awal perkembangan animasi di Indonesia.

0 Komentar