Ada pula kasus di mana sebuah ambulans—yang seharusnya mendapat prioritas di jalan raya—malah terkena tilang elektronik. Kasus yang lebih parah lagi adalah soal penggunaan nopol (nomor polisi) ganda. Bahkan, tidak hanya plat nomor yang sama, tetapi juga jenis kendaraan dan warnanya bisa persis serupa.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Banyak kemungkinan. Bisa jadi kendaraan tersebut merupakan kendaraan bodong, atau kendaraan incaran yang kemudian oleh pemiliknya diganti platnya dengan plat kendaraan serupa. Namun yang paling dirugikan tentu saja adalah pemilik kendaraan dengan nopol asli.
Jika kalian menghadapi kasus tilang elektronik yang sebenarnya bukan kalian yang melakukannya, maka kalian berhak mengajukan banding. Prosesnya sebenarnya cukup mudah. Kalian hanya perlu menyiapkan beberapa dokumen seperti:
– Foto kendaraan dari berbagai sisi,
– Fotokopi STNK, BPKB, dan KTP pemilik kendaraan, serta
– Dokumen pendukung lainnya.
Baca Juga:7 Rekomendasi HP Sinyal Kuat Paling Stabil Pada 2025Review Lengkap Infinix Note 50s 5G Plus yang Dibilang Punya Desain Nyeleneh
Namun, permasalahan utama yang sering terjadi adalah surat pemberitahuan tilang sering kali tidak sampai ke tangan pemilik kendaraan. Padahal, pengajuan banding memiliki batas waktu, yaitu sekitar 14 hari sejak surat diterbitkan. Hal ini tentu sangat merepotkan, terutama ketika kita hanya ingin membayar pajak kendaraan, tetapi justru harus mengurus pelanggaran yang sama sekali tidak kita lakukan. Inilah salah satu kelemahan sistem ETLE saat ini.
Lantas, timbul pertanyaan: Mengapa sistem ETLE bisa melakukan kesalahan semacam ini? Siapa yang menyeleksi foto-fotonya? Apakah dilakukan secara otomatis oleh sistem, atau masih melibatkan manusia?
Jawabannya adalah masih ada campur tangan manusia dalam proses penyortiran data.
Kenapa demikian? Mari kita coba jelaskan secara sederhana melalui pendekatan sistem pemindai gambar (image scanner). Dalam sistem seperti ini, biasanya ditetapkan parameter atau Key Performance Indicator (KPI) tertentu. Jika parameter tersebut terpenuhi, maka sistem akan memberikan penilaian tertentu. Jika tidak, maka penilaian tidak akan berubah.
Namun kenyataannya, sistem pengenalan gambar (image recognition) itu sangat kompleks. Bahkan teknologi image generator saja masih sangat sulit untuk mencapai kecocokan gambar hingga lebih dari 90% hanya berdasarkan foto statis—apalagi dalam konteks jalan raya yang dinamis dan penuh variabel. Karena itu, sistem ETLE memang belum bisa sepenuhnya otomatis. Perlu campur tangan manusia untuk memastikan akurasi data.