– Cuaca dan pencahayaan,
– Kecepatan kendaraan,
– Kualitas pelat nomor, termasuk jika pelat tersebut kotor, penyok, atau hurufnya tidak tercetak dengan jelas.
Sebagai contoh, pelat nomor kendaraan yang kotor atau cetakannya tidak rapi (yang kita tahu sendiri kadang hasil cetak dari kepolisian kurang presisi), bisa menyebabkan sistem OCR gagal membaca dengan akurat. Belum lagi jika ada pelat yang mirip, misalnya B1234 KOO dan B1234 KQQ. Dalam kondisi kecepatan tinggi atau pencahayaan minim, serta kualitas pelat yang buruk, sistem bisa saja salah mengenali, dan akhirnya surat tilang dikirimkan ke pemilik kendaraan yang sama sekali tidak melewati lokasi tersebut.
Masalah ini diperparah oleh fakta bahwa data di Samsat belum sepenuhnya terintegrasi dan tidak selalu mutakhir. Maksudnya, sistem ETLE sangat bergantung pada data dari Samsat untuk mencocokkan pelat nomor dengan identitas pemilik kendaraan. Sayangnya, banyak data di Samsat yang belum diperbarui. Contohnya, seseorang yang telah menjual kendaraannya bertahun-tahun lalu, tetapi dokumen kepemilikannya belum dibalik nama oleh pemilik baru.
Baca Juga:7 Rekomendasi HP Sinyal Kuat Paling Stabil Pada 2025Review Lengkap Infinix Note 50s 5G Plus yang Dibilang Punya Desain Nyeleneh
Akibatnya, ketika kendaraan tersebut melakukan pelanggaran, justru pemilik lama yang mendapatkan surat tilang. Inilah yang disebut masyarakat sebagai “tilang salah sasaran”. Padahal secara hukum, mantan pemilik tidak lagi bertanggung jawab atas kendaraan tersebut. Namun, sistem ETLE tidak bisa membedakan jika tidak ada pembaruan data dari manusia—dalam hal ini, pemilik yang tidak segera memblokir atau mengalihkan kepemilikan secara resmi.
Jadi, apakah ETLE ini baik atau buruk untuk masyarakat?
Dengan adanya ETLE, muncul rasa takut untuk melanggar aturan lalu lintas, meskipun tidak ada polisi yang berjaga. Ini artinya, sistem ini bekerja secara otomatis dan efisien. Sejak diberlakukannya ETLE, razia yang biasanya menyebabkan kemacetan pun tidak lagi diperlukan.
Namun demikian, tetap saja ada beberapa kelemahan.
Pertama, keberadaan SIM (Surat Izin Mengemudi) seolah tidak memiliki fungsi dalam sistem ini. Mengapa? Karena sistem ETLE belum mampu mengidentifikasi apakah pengemudi memiliki SIM atau tidak. Ini menjadi kelemahan besar, karena sistem hanya mendeteksi pelat nomor kendaraan, bukan siapa yang mengemudi.