Selain itu, struktur tanah di lokasi juga mengandung tanah lembung — jenis tanah yang sangat mudah menyerap dan menahan air, namun tidak stabil. Material ini ditemukan di lapisan vulkanik muda yang melapisi area perbukitan.
“Ke depan tentunya harus waspada di area yang seperti ini, di atas ada vulkanik muda yang tersusun oleh material yang mempunyai kandungan tanah lembung, nah itu juga tentunya menjadi salah satu faktor penyebab longsor,” jelasnya.
Terkait kondisi jalan penghubung antar dusun yang tergerus tanah, Irfan menyarankan agar pemerintah daerah tidak langsung melakukan pembangunan ulang tanpa kajian teknis mendalam.
Baca Juga:Dari Kenakalan Menuju Kemandirian: Pelajar Sumedang Ditempa Jadi Pemuda Tangguh di Barak TNIArti Mimpi Beli Emas: Pertanda Baik atau Sekadar Bunga Tidur?
Ia menekankan pentingnya rekayasa geoteknik di wilayah mahkota dan lereng longsor sebelum ada aktivitas pembangunan kembali.
“Tentu jika ingin dibangun kembali perlu dipastikan di bagian hulunya, di lereng bekas longsorannya maupun mahkota longsorannya dipastikan tidak ada yang bergerak, jadi perlu ada rekayasa sebetulnya jadi ada kekuatan-kekuatan lereng yang bisa dilakukan, kalaupun mau diaktifkan kembali jalan ini, jadi tidak mengkhawatirkan warga yang melalui jalan ini,” ujarnya.
Lebih jauh, Irfan mengingatkan agar pemerintah tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan menyangkut pembangunan kembali, apalagi jika area permukiman warga juga terdampak.
Ia menyarankan agar dilakukan pemetaan rinci terhadap area terdampak, untuk mengetahui seberapa luas potensi longsor lanjutan bisa terjadi.
“Jika dampaknya ada yang mempengaruhi di area permukiman dan berbahaya yang tentunya perlu alternatif yang lain. Mungkin tentunya harus dipastikan lebih dahulu, apakah longsorannya akan meluas nah tentu ini perlu dipetakan secara detail dari awal permukaan sampai ke area mana dan seluas mana area terdampak yang memungkinkan potensi longsoran,” pungkasnya.
Diketahui, peristiwa pergerakan tanah disertai longsor tersebut terjadi sekitar pukul 03.30 WIB dan menyebabkan jalan utama penghubung dua dusun di Desa Cisalak putus total.
Sedikitnya 17 rumah warga dinyatakan dalam kondisi terancam bila longsor susulan kembali terjadi.
Baca Juga:Punya Banyak Logam Mulia Harus Tahu Ini, Panduan Zakat Emas Sesuai Syariat IslamMasih Bingung Cara Gadai Emas di Pegadaian? Ini Penjelasan Lengkap Proses, Layanan, dan Keuntungannya
Hingga saat ini, tercatat sebanyak 51 warga masih mengungsi dan ditampung sementara di Balai Desa Cisalak.
Pemerintah Kabupaten Sumedang bersama tim tanggap bencana setempat terus melakukan pemantauan dan evakuasi lanjutan untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar.***