Kelemahan Karyawan Garda Depan
Dr Aqua Dwipayana menceritakan pengalamannya selama berkomunikasi dengan para karyawan yang berada di garda depan (frontliner) di berbagai industri termasuk otomotif. Umumnya mereka memiliki tiga kelemahan.
Pertama, lemah mengenai korporasi. Saat berkomunikasi dengan pegawainya, ada yang tidak tahu nama direksinya. Ini fatal sekali.
“Bagaimana mau mengajak calon pelanggan membeli produknya kalau ia sendiri tidak peduli pada perusahaan tempatnya bekerja. Pasti penilaiannya negatif,” ujar Dr Aqua Dwipayana.
Baca Juga:PLN Icon Plus Peringati Hardiknas dengan Edukasi dan Bantuan Pendidikan di SMKN 2 TasikmalayaBRI Salurkan Bantuan TJSL Senilai Rp165 Juta untuk Dukung Karya Bakti Kodam III/Siliwangi
Kedua, lemah pengetahuannya mengenai produk-produk yang dipasarkannya. Tidak memahami secara komprehensif tentang barang-barang yang dijualnya.
“Calon pelanggan pasti tidak respek berkomunikasi dengan pegawai yang tidak bisa menjelaskan secara detail. Akibatnya bisa membatalkan niatnya untuk membeli barang yang ditawarkan,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Ketiga, lemah pengetahuannya mengenai plus minus produk kompetitor. Tidak tahu kelebihan dan kekurangan pesaingnya.
“Akibatnya, apapun yang disampaikan calon pelanggan, diterimanya saja karena tidak punya data tentang produk kompetitornya. Ini merugikan sekali,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat ini juga mengingatkan, untuk mencapai performa yang baik, setiap karyawan harus bekerja dengan integritas dan dedikasi tinggi. Tidak hanya berfokus pada hasil akhir atau target, namun juga proses kerjanya harus berkualitas dan penuh tanggung jawab. Hal ini sangat penting dalam industri otomotif, di mana kualitas dan kepercayaan pelanggan menjadi faktor utama untuk mempertahankan posisi perusahaan di pasar.
Dr Aqua Dwipayana juga mengajarkan filosofi hidup melalui simbol-simbol sederhana yang dapat diterapkan dalam dunia kerja, seperti akar yang kuat, laba-laba yang sabar, burung yang bersyukur, air yang ikhlas, dan padi yang rendah hati. Menurutnya, dengan nilai-nilai ini, setiap individu dapat mengoptimalkan potensi diri, membangun komitmen, serta meningkatkan kepercayaan diri untuk menjadi yang terbaik dalam profesinya.
Selain komunikasi yang baik, Dr Aqua Dwipayana mengingatkan pentingnya evaluasi diri dan perencanaan jangka panjang untuk memastikan bahwa, setiap karyawan berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan. Dengan memiliki rencana yang jelas dan melakukan evaluasi secara rutin, karyawan dapat terus memperbaiki performa dan memberikan kontribusi maksimal bagi perusahaan.