sumedangekspres, BUAHDUA – Kasus terbakarnya motor dinas Honda Win Desa Citaleus Kecamatan Buahdua sempat menjadi polemik. Bahkan, menjadi perbincangan di masyarakat.
Namun, kasus itu kini telah selesai. Beberapa tokoh masyarakat berkumpul, bermusyawarah dan menyelesaikan masalah tersebut. Ketua BPD Citaleus, Diharya menegaskan jauh sebelumnya, dirinya sudah mengingatkan dan menyarankan kepada jajaran Pemdes Citaleus agar semua barang inventaris desa, termasuk kendaraan harus terinventarisir.
“Jangan sampai hilang dan tidak kelihatan sama sekali keberadaannya. Karena barang itu merupakan aset desa yang harus dipertanggung jawabkan,” tegasnya, baru-baru ini.
Baca Juga:Jelang Idul Adha, Diskanak Sumedang Siapkan Petugas Kesehatan HewanWaspada! Jelang Idul Adha Maling Domba di Paseh Merajalela
Ditegaskan, kendaraan dinas desa bila dipakai oleh perangkat harus selalu dibawa ke kantor desa. Artinya, dipakai untuk menjalankan kedinasan jangan sampai disalah gunakan.
“Motor dinas desa harus selalu terlihat keberadaannya. Jangan sampai tidak kelihatan sama sekali. Bila kendaraan itu tidak hidup atau tidak bisa dipakai lebih baik disimpan atau diamankan di kantor desa,” tukasnya.
Di tempat sama, Kaur Pemerintahan Desa Citaleus Cecep Wasli pada saat musyawarah mengakui bahwa motor Honda Win tersebut dipakai dirinya. Dia mengakui, motor tersebut terjadi kebakaran sekitar Agustus 2024 saat dipakai disekitar Cikadu Desa Gendereh Kecamatan Buahdua.
Dia juga mengakui tidak segera melaporkan kejadian terbakarnya motor tersebut ke Kepala desa. Akhirnya, Cecep menyadari dan menerima kesalahan atas perbuatannya.
Sementara itu, Kepala Desa Citaleus, Arli menjelaskan dirinya tidak mengetahui secara pasti kronologi motor WIN tersebut terbakar. Bahkan, baru mengetahui motor tersebut telah berada di Kantor Kecamatan Buahdua tanpa stang dan spakbor
“Saya tidak mengetahui kronologi motor tersebut terbakar. Namun, baru mengetahui setelah berada di kantor Kecamatan Buahdua,” ujar Arli saat berbincang dengan awak media, baru-baru ini.
Dia mengakui motor tersebut dibawa oleh salah satu perangkat desa (Kasi Pemerintahan ). Namun, sampai saat ini dirinya belum mendapatkan penjelasan kenapa motor dalam kondisi sangat memprihatinkan.
Baca Juga:Hujan Datang, Banjir Terjang Tolengas – JatigedeAkibat Perluasan Lahan Masih Belum Jelas, Laboratorium Dijadikan Ruang Kelas
“Saya belum mendapatkan keterangan dari perangkat desa tersebut. Pasalnya, belum bertemu dengan dia,” ujarnya.
Terkait anggapan dirinya berlaku lalai, Arli menjelaskan, kejadian motor dinas milik Desa Citaleus separuh terbakar tidak mengetahui secara pasti penyebabnya. Dan, apakah perangkat tersebut harus selalu didampingi atau ditutur-tutur, hal itu sangat mustahil.