sumedangekspres – Di antara sekian banyak peninggalan sejarah yang membuktikan kejayaan kerajaan-kerajaan di Nusantara, salah satu yang paling menarik perhatian para sejarawan dan kolektor adalah koin emas Kerajaan Aceh, yang dikenal dengan nama deureuham.
Bukan hanya sekadar alat tukar, koin ini mencerminkan peradaban tinggi yang pernah tumbuh di ujung barat Indonesia.
Dirham Lokal dengan Rasa Internasional
Nama deureuham sendiri berasal dari kata Arab “dirham”, yang mengacu pada satuan mata uang logam di dunia Islam.
Baca Juga:Koin Emas Rupiah Rp 100.000 Gambar Komodo Makin Dicari, Dibanderol Sampai 92 JutaKoin Emas Rupiah Rp 300.000 Gambar Soeharto Dibanderol 38 Juta Perkoin: Warisan Langka Bernilai Tinggi
Namun, yang membuat deureuham istimewa adalah bahwa meski terinspirasi dari sistem moneter Islam, koin ini sepenuhnya dicetak oleh otoritas lokal di Aceh.
Aceh pada masa itu sekitar abad ke-16 hingga ke-17 merupakan kerajaan maritim yang kuat dan makmur.
Letaknya yang strategis menjadikan daerah ini sebagai pusat perdagangan internasional.
Maka tidak mengherankan jika penggunaan koin emas menjadi bagian dari sistem ekonomi yang terorganisir.
Desain Sederhana yang Sarat Makna
Secara visual, koin emas Kerajaan Aceh berbentuk bulat pipih dan berukuran kecil, dengan diameter sekitar 10–12 mm.
Terbuat dari emas berkadar tinggi, warnanya kuning kemilau dan tahan terhadap karat meski telah berusia ratusan tahun.
Tulisan pada koin umumnya menggunakan huruf Arab, namun dengan gaya kaligrafi khas Aceh.
Di satu sisi biasanya tertera nama sultan yang berkuasa saat itu, sementara di sisi lainnya ditulis kalimat-kalimat religius seperti “La ilaha illallah” atau “Muhammad Rasulullah”.
Baca Juga:Koin Emas Rupiah Peringatan Soekarno, Mengantung Logam Mulia 24 Karat Paling Dicari Oleh Kolektor6 Koin Rupiah Kuno yang Mengandung Emas, Harganya Sekarang Sampai 100 Jutaan!
Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Islam dalam struktur politik dan budaya Aceh.
Tidak Lagi Alat Tukar, Tapi Bernilai Tinggi
Saat ini, tentu saja koin emas Kerajaan Aceh sudah tidak lagi digunakan sebagai alat tukar dalam aktivitas jual beli sehari-hari.
Nilai mata uang telah berubah, dan sistem keuangan modern menggantikan sistem koin logam.
Namun, nilai koin ini justru meningkat dari sisi historis dan material.
Di pasaran kolektor, deureuham yang asli dan masih dalam kondisi baik bisa bernilai sangat tinggi.
Harga koin ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kadar emas, usia, kejelasan tulisan, serta keaslian koin.