sumedangekspres, KOTA – Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyebutkan, evaluasi terhadap PDAM Tirta Medal berdasarkan penilaian kinerja dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hasilnya ialah ‘Baik dan Sehat’. Raihan tersebut menjadikan PDAM Tirta Medal yang semula menempati peringkat ke-2 dari bawah di Jawa Barat menjadi naik ke posisi ke-15.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Dony setelah mengikuti acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Peran dan Fungsi BUMD dalam Menyukseskan 100 Hari Kerja Bupati Sumedang Periode 2025-2030” di Badami Coffee Desa Sukajaya, Selasa (20/5) malam.
“Sekarang (PDAM Sumedang) sudah berada di ranking lima belas di Jawa Barat. Beranjak lebih bagus dari posisi sebelumnya kedua terbawah. Saya pikir ini prestasi,” ucapnya.
Baca Juga:Desa Mekarjaya Sukses Bentuk Koperasi Merah PutihJalan Berlubang di Tanjungkerta Ancam Keselamatan Pengendara
Dikatakan Dony, beberapa langkah strategis telah dilakukan untuk memperbaiki kinerja PDAM Sumedangselama menjabat Bupati Sumedang pada periode sebelumnya.
“Sebelumnya PDAM hampir collapse . Tapi saya upayakan pertama, harus ada efisiensi dan tidak boleh lagi nambah karyawan karena sudah overload hampir tiga kali lipat melebihi ketentuan Kemendagri. Jadi lima tahun kemarin tidak satu pun PDAM menerima karyawan,” kata Dony.
Dari dihentikannya penerimaan karyawan baru dan efisiensi oprasional, lanjut Dony, beban PDAM sekarang berkurang sehingga sudah ‘Sehat’.
“PDAM menghasilkan keuntungan tahun kemarin Rp.600 juta hasil audit dari kantor akuntan publik. Sekarang dua tahun terakhir sudah menghasilkan keuntungan dan ini patut dipertahankan dan ditingkatkan,” tandasnya.
Dikatakan Dony, beberapa aspek harus dijaga dan ditingkatkan oleh PDAM Tirta Medal yakni meliputi keuangan, pelayanan dan SDM
“Aspek keuangannya (harus) bagus, aspek pelayanannya apakah airnya mengalir terus. Mudah-mudahan ini sesuai dengan dilapangan. Aspek SDM-ya semakin meningkat kompetensinya,” ucap Bupati.
Menurutnya, dalam membandingkan itu harus antara kondisi sebelum dan sesudah (before and after) bukan membandingkan kondisi sekarang dengan kesempurnaan.
Baca Juga:Restoran Cibingbin 2, Sajikan Cita Rasa Khas Sunda MelegendarisCinanjung Gelar Seleksi Terbuka Perangkat Desa
“Kalau begitu (membandingkan hanya dengan kesempurnaan), kita tidak akan bersyukur atas capaiannya. Tapi kalau before and after, kita ingin terus memperbaiki ke depannya,” pungkasnya. (red)