sumedangekspres – Guncangan gempa bumi kembali dirasakan oleh warga Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu dini hari, 21 Mei 2025, sekitar pukul 03.10 WIB.
Meski kekuatan gempa tergolong kecil, namun cukup membuat masyarakat kaget, terutama mereka yang tinggal di wilayah Cimalaka dan pusat Kota Sumedang.
Baca Juga:Antisipasi Gempa Sumedang Hari Ini: 7 Desain Rumah Tahan Gempa yang Cocok di SumedangGempa di Sumedang Hari Ini: 5 Hal yang Harus Dilakukan Saat dan Setelah Terjadi Gempa
Berdasarkan informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa yang melanda Sumedang memiliki kekuatan Magnitudo 3,7.
Pusat gempa (episenter) terdeteksi berada di koordinat 6.83 Lintang Selatan dan 107.94 Bujur Timur, atau sekitar 4 kilometer arah timur laut dari pusat Kabupaten Sumedang.
Gempa tersebut terjadi di kedalaman yang sangat dangkal, hanya 4 kilometer di bawah permukaan tanah.
Gempa Terbesar di Sumedang
Bila ditarik ke belakang, Sumedang pernah mengalami gempa jauh lebih dahsyat.
Banyak yang tidak tahu bahwa gempa terbesar di Sumedang pernah terjadi pada tahun 1955 dan menjadi catatan sejarah kelam bagi warga daerah tersebut.
Menurut Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, peristiwa gempa di Kabupaten Sumedang yang paling mencolok adalah tahun 1955.
Gempa pada tahun itu begitu dahsyat, hingga Sumedang mengalami kerusakan parah dalam waktu dua hari berturut-turut.
Baca Juga:Gempa Sumedang Hari Ini: Bumi Tahu Jadi Sering Diguncang Tanah, Ini Alasan Ilmiah Menurut BMKGGempa Bumi di Sumedang Hari Ini, BPBD Sumedang Sebut Aman Terkendali
Bukti sejarah tentang gempa terbesar di Sumedang ini tercatat dalam laporan surat kabar Belanda, Algemen Dagblad, yang terbit pada 16 Agustus 1955.
Disebutkan bahwa pada hari Minggu dan Senin, terjadi sepuluh kali guncangan yang mengguncang kota Sumedang hingga hampir seluruh wilayahnya rusak.
Dari 200 bangunan yang rusak, beberapa di antaranya hancur total.
Meski tak ada korban jiwa, skala kerusakan yang ditimbulkan menunjukkan besarnya kekuatan gempa saat itu.
Tidak hanya itu, laporan dari surat kabar Het Vrije Volk mengungkapkan bahwa kantor bupati, masjid, dan kantor komando militer mengalami kerusakan cukup signifikan.
Sebanyak 38 bangunan roboh total, sementara 133 lainnya mengalami keretakan. Jumlah penduduk Sumedang saat itu diperkirakan sekitar 12.400 jiwa.
Saksi hidup dari kejadian tersebut, Rokayah, yang kini berusia 97 tahun, masih mengingat dengan jelas bagaimana dahsyatnya gempa terbesar di Sumedang itu.
Dikutip dari detik.com, Ia bercerita bahwa lantai rumah-rumah warga sampai terangkat akibat guncangan yang kuat.