sumedangekspres, KOTA – Inovasi produk makanan khas terus bermunculan dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Sumedang. Salah satunya adalah Siti Aisyah, pelaku UMKM yang berhasil menciptakan produk-produk unik bernilai jual tinggi, sekaligus membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
Dalam keterangannya kepada Sumeks, Kamis (22/5), Siti Aisyah menceritakan awal mula usahanya yang dimulai secara iseng pada tahun 2009–2010.
“Awalnya hanya membuat bolu dan kue kering sebagai hobi. Tapi ternyata bisa menghasilkan keuntungan. Dari situ, saya mulai serius mengembangkan usaha,” ujarnya.
Baca Juga:Sumedang Penerima Insentif Fiskal Tertinggi di JabarWabup Fajar Sambangi SMPN 2 Darmaraja: Toilet Sekolah Butuh Perbaikan
Kini, ia telah memiliki tiga produk andalan, yakni sistick daun jeruk nipis, nasi box dan snack box, serta bolu ampas tahu yang menjadi ciri khas usahanya. Ide bolu ampas tahu sendiri berasal dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Produk tersebut sempat menjuarai lomba olahan ampas tahu saat masa kepemimpinan Bupati Eka Setiawan.
“Bolu ampas tahu ini terinspirasi dari lomba. Karena belum ada yang mengembangkan produk seperti ini di pasaran, saya akhirnya memutuskan untuk menjadikannya produk unggulan UMKM,” jelasnya.
Tak hanya fokus pada keuntungan pribadi, Siti Aisyah juga ingin usahanya menjadi sarana pemberdayaan masyarakat. Ia berharap bisa merangkul ibu rumah tangga agar lebih produktif.
“Daripada hanya ngobrol tanpa arah, lebih baik bergerak dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” tuturnya.
Produk sistick daun jeruk nipis menjadi inovasi terbaru yang baru saja diluncurkan. Dibuat dari perasan daun jeruk asli, produk ini memiliki dua varian rasa: original dan bawang.
“Harganya Rp60 ribu per kilogram untuk outlet, dan Rp10 ribu per 100 gram bagi reseller,” katanya.
Baca Juga:Cegah Korupsi Melalui Safari, Wakil Ketua KPK Sambangi Kemenag SumedangBangun Jalan Dorong Ekonomi di Desa Pamulihan
Meski masih menghadapi tantangan di bidang pemasaran, ia optimistis usahanya akan terus berkembang.
“Semoga pemasarannya makin luas dan dikenal oleh wisatawan, agar makanan khas Sumedang bisa tembus ke pasar luar daerah,” harapnya.
Menurutnya, UMKM bukan hanya menggerakkan roda perekonomian lokal, tetapi juga menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin berkreasi dan mandiri secara finansial.