sumedangekspres – Kurikulum merdeka telah terbukti dapat meningkatkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan kolaborasi siswa.
Salah satu pendekatan yang relevan dengan implementasi Kurikulum Merdeka adalah deep learning, yaitu metode pembelajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam, pemecahan masalah, serta penerapan pengetahuan dalam berbagai konteks. Deep learning memiliki konsep, prinsip, tujuan, dan paradigma pembelajaran yang sama dengan kurikulum merdeka. Oleh karena itu, pendekatan ini cocok untuk kurikulum merdeka yang mengutamakan keterampilan, minat, kontekstual, berbasis masalah, proyek, dan paradigma konstruktivistik.
Penelitian menunjukkan bahwa konsep dan prinsip Deep Learning dapat digunakan untuk mengoptimalkan Kurikulum Merdeka. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan menyesuaikannya dengan tuntutan era digital yang terus berkembang.
Baca Juga:Optimalkan Pelayanan Kantor KelurahanWujudkan Kemaslahatan untuk Umat
Keterhubungan antara kurikulum merdeka, pendekatan deep learning dan pembelajaran abad 21 dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam. 2) Pendekatan Deep Learning digunakan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan strategi yang lebih efektif. 3) Pembelajaran Abad 21 (termasuk berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif) menjadi tujuan utama yang ingin dicapai melalui pendekatan tersebut.Deep learning dalam pendidikan tidak hanya terbatas pada pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI), tetapi juga mencakup strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.
Dengan mengintegrasikan deep learning dalam Kurikulum Merdeka, diharapkan peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, meningkatkan daya analitis mereka, serta mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di era digital.
Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa implementasi pendekatan deep learning menunjukkan tiga pola utama yang saling terintegrasi: meaningful learning, mindful learning, dan joyful learning.
Perubahan pembelajaran ini telah membawa perubahan besar dalam praktik pengajaran di sekolah. Ini telah menciptakan lingkungan belajar yang lebih hidup dan berpusat pada siswa. Penelitian lain menyatakan bahwa implementasi deep learning dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran hingga 75% dibandingkan metode konvensional, dengan peningkatan signifikan dalam keterlibatan siswa (36.8%), kemampuan analitis (36.3%), dan kreativitas (37.6%).
Namun, masih banyak guru yang menghadapi tantangan dalam menerapkan pendekatan deep learning dalam pembelajaran. Beberapa kendala yang dihadapi meliputi keterbatasan pemahaman mengenai konsep deep learning, kurangnya akses terhadap sumber daya pembelajaran yang relevan, serta minimnya pelatihan yang diberikan kepada tenaga guru.