Sanggar Jamparing Parikesit Unjuk Gigi di Jatos, Siap Bawa Warna Sunda ke Pesta Kesenian Bali

Sanggar Jamparing Parikesit Unjuk Gigi di Jatos, Siap Bawa Warna Sunda ke Pesta Kesenian Bali
11 penari muda dari Sanggar Seni Jamparing Parikesit tampil memikat dengan Tari Kreasi Eak-Eakan
0 Komentar

JATINANGOR – Suasana Jatinangor Town Square (Jatos), Selasa (24/6/2025), mendadak semarak oleh gemuruh tepuk tangan penonton. Di panggung utama, 11 penari muda dari Sanggar Seni Jamparing Parikesit tampil memikat dengan Tari Kreasi Eak-Eakan, sebuah interpretasi modern dari seni jalanan Reak yang kental dengan nuansa budaya Sunda.

Penampilan ini bukan sekadar pertunjukan biasa. Sanggar Jamparing Parikesit tengah bersiap menjadi duta budaya Sumedang dalam ajang bergengsi Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025, yang akan digelar 28 Juni mendatang di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Denpasar, Bali.

Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir, bersama Wakil Bupati M. Fajar Aldila turut hadir menyaksikan aksi panggung tersebut. Keduanya menyampaikan kekaguman dan kebanggaan atas semangat generasi muda dalam melestarikan seni tradisional di tengah derasnya arus budaya global.

Baca Juga:Pemenuhan Hak Anak Tanggungjawab BersamaIntip Informasi Publik Lewat TV Robot  

“Luar biasa! Mereka tampil total dan penuh penghayatan. Ini bukti bahwa seni tradisi tidak mati, justru tumbuh di tangan anak-anak muda seperti mereka,” ujar Bupati Dony, penuh antusias.

Di balik aksi memukau itu, ada sosok Hetty Permatasari, koreografer sekaligus pemimpin sanggar, yang tak asing di dunia seni pertunjukan. Perempuan yang pernah mengarahkan 5.000 penari Tari Umbul pada sebuah acara kolosal di tahun 2018 ini mengungkapkan bahwa persiapan menuju PKB sudah dilakukan sejak Januari, dan intensitas latihan semakin ditingkatkan satu bulan terakhir.

“Tari Eak-Eakan ini kami kembangkan dari seni Reak, tapi kami garap dengan gaya baru. Tujuannya agar lebih komunikatif, sekaligus tetap menjaga nilai-nilai tradisi,” jelas Hetty. Menurutnya, ini bukan sekadar soal tampil, melainkan membawa nama dan identitas budaya daerah di panggung nasional.

Sementara itu, apresiasi juga mengalir dari pihak manajemen Jatos. Chandra Tembayong, perwakilan pengelola mal, menyebut penampilan Jamparing Parikesit selalu dinanti. Ia bahkan mengaku telah menjadwalkan penampilan mereka di sejumlah kota lain.

“Mereka sudah langganan tampil di sini sejak 2010. Kini saya sudah booking mereka untuk tampil di Bandung dan Jawa Tengah. Ini bentuk dukungan agar mereka makin berkembang dan profesional,” ujarnya.

0 Komentar