Delapan Profesor Baru Resmi Dikukuhkan di Universitas Padjadjaran

Delapan Profesor Baru Resmi Dikukuhkan di Universitas Padjadjaran
Delapan Profesor Baru Resmi Dikukuhkan di Universitas Padjadjaran - (ist)
0 Komentar

Guru Besar Bidang Oral Fisiologi Prof. Sri Tjahjawati menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Penanda Spesifik Saliva pada Berbagai Kondisi Tubuh Perempuan”.

Prof. Sri menyampaikan bahwa saliva merupakan cairan biologis kompleks yang memegang peranan dalam menjaga homeostasis rongga mulut, sehingga kondisi ini menyebabkan saliva dapat digunakan sebagai biomarker non-invasif, khususnya pada perempuan yang berisiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit karena perubahan hormon yang terjadi secara alami.

Prof. Sri menjelaskan bahwa volume saliva adalah parameter pertama yang menunjukkan adanya disfungsi. pH saliva pada rongga mulut dan kandungan mineral seperti kalsium dan fosfat dalam saliva juga dapat terganggu dalam berbagai kondisi. Dalam hal ini, asupan makanan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh dan kesehatan rongga mulut, khususnya kalsium dan fosfat yang berperan dalam menjaga kesehatan gigi.

Baca Juga:Bertemu Dubes Singapura, Ahmad Luthfi Ingin Penerbangan Langsung Semarang-Singapura Dibuka Lebih CepatJual-Beli Pulau, Pemerintah Tegas: Tanah Tak Bisa Dimiliki Asing

“Pemantauan pH, volume, serta kandungan kalsium dan fosfat dalam saliva dapat memberikan wawasan mengenai risiko penyakit gigi dan sistemik. Penting untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut, serta memahami dampak penyakit sistemik pada perempuan, agar lebih terdorong untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh,” ujar Prof. Sri. Guru Besar Bidang Pencegahan dan Perawatan Penyakit/Kelainan Jaringan Keras Gigi.

Prof. Irmaleny menyampaikan paparan keilmuan yang berjudul “Masa Depan Kesehatan Gigi: Kemajuan dan Inovasi dalam Pencegahan serta Perawatan Jaringan Keras Gigi”.

Prof. Irmaleny menjelaskan bahwa Minimal Invasive Dentistry (MID) sebagai paradigma baru dalam perawatan jaringan keras gigi menawarkan efisiensi, kenyamanan pasien, dan ketahanan jangka panjang restorasi.

MID berfokus pada reservasi jaringan keras gigi yang meliputi pencegahan, deteksi dini karies, serta perawatan konservatif dengan meminimalkan hilangnya jaringan gigi, sehingga dapat mempertahankan sebanyak mungkin struktur jaringan gigi.

“Untuk menyongsong kesehatan gigi yang lebih baik perlu implementasi dalam pendidikan dan praktik klinik, seperti mengintegrasikan konsep MID dalam kurikulum melalui pembelajaran berbasis kasus, pelatihan praktik konservatif, dan evaluasi berbasis bukti dan risiko pasien. Digital dentistry mendukung prinsip MID dan merevolusi berbagai aspek praktik kedokteran gigi mulai dari diagnosis hingga restorasi, sehingga memberikan solusi yang lebih cepat dan akurat kepada pasien,” kata Prof. Irmaleny.

0 Komentar