Guru Besar bidang Ilmu Bedah Prof. Reno Rudiman menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Strategi Penanganan Obesitas Melalui Pembedahan Bariatrik di Indonesia”.
Prof. Reno menyampaikan bahwa menghadapi obesitas diperlukan inovasi sosial dan ekonomi yang mampu mengubah pola makan, gaya hidup, serta lingkungan yang mendukung kenaikan berat badan.
Banyak pasien gagal mempertahankan berat badan ideal dan akan kembali ke berat badan semula setelah menjalani program diet. Ketika terapi konservatif gagal, operasi bariatrik menjadi pilihan.
Baca Juga:Bertemu Dubes Singapura, Ahmad Luthfi Ingin Penerbangan Langsung Semarang-Singapura Dibuka Lebih CepatJual-Beli Pulau, Pemerintah Tegas: Tanah Tak Bisa Dimiliki Asing
Prosedur ini tidak hanya membatasi kapasitas lambung, tetapi juga memengaruhi hormon lapar dan kenyang dengan beberapa risiko operasi seperti infeksi, perdarahan, kekurangan nutrisi, dan masalah psikososial.
“Operasi telah terbukti menjadi salah satu strategi paling efektif dan aman untuk menangani obesitas jangka panjang. Namun, operasi ini bukan jalan pintas karena suksesnya terapi bariatrik tergantung pada komitmen pasien dan dukungan sistem kesehatan dalam jangka panjang. Dengan pemahaman yang benar, kita dapat menjadikannya bagian dari solusi nasional mengatasi obesitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” jelas Prof. Reno.
Guru Besar dalam bidang Ilmu Imunogenetika Prof. Edhyana Kusumastuti Sahiratmadja menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Mengulik Kerentanan Tubuh Manusia dalam Menghadapi Infeksi Mycobacterium Tuberculosis”.
Prof. Edhyana menjelaskan bahwa mekanisme perlindungan dan respons tubuh manusia terhadap infeksi MTB dikoordinasi melalui sistem imunitas bawaan dan adaptif, yang sangat bergantung pada sistem imun seluler, melibatkan sel makrofag teraktivasi dan sel T serta berbagai sitokin.
Analisis imunogenetika dapat memberikan wawasan mendalam, tidak hanya tentang keragaman sel imun manusia tetapi juga tentang respons imun terhadap kuman dan vaksin, yang didasari dengan latar belakang genetika manusia.
“Masih begitu banyak teka-teki yang belum terungkap terkait pertahanan tubuh kita terhadap paparan kuman MTB. Oleh sebab itu, interes kami untuk 1 dekade kedepan, kami akan mengulik pasien autoimun lupus yang terinfeksi MTB,” jelas Prof. Edhyana.
Buku Paparan Keilmuan:
- Prof. Dr. Meirina Gartika, drg., SpKGA, SubSp.PKOA(K).
- Prof. Dr. Sri Tjahajawati, drg., Mkes.
- Prof. Dr. Irmaleny, drg., Sp.KG., SubSp.KR(K).
- Prof. Aulia Iskandarsyah, S.Psi., M.Psi., M.Sc., Ph.D.
- Prof. Dr. Leonardo Lubis, dr., AIFO-K., M.Kes., FASEP.
- Prof. Dr. Vitriana, dr., Sp.K.F.R., N.M(K).
- Prof. Dr. Reno Rudiman dr., SpB-SubSp BD(K), MSc., FICS, FCSI.
- Prof. Edhyana Kusumastuti Sahiratmadja, dr., Ph.D.