Alasan Jateng Manarik Untuk Tempat Investasi

Alasan Jateng Manarik Untuk Tempat Investasi
Alasan Jateng Manarik Untuk Tempat Investasi - (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyatakan, wilayahnya menjadi tempat yang menarik bagi investor untuk menanamkan investasinya karena banyak kebijakan yang mengarah pada pro investasi.

Beberapa keunggulan Jateng yang tidak dimiliki daerah lain adalah iklim investasi di Jateng terjamin aman, didukung dengan kemudahan perizinan, dan ketersediaan lahan maupun tenaga kerja.

“Gubernurnya mantan Kapolda, jadi saya pastikan soal keamanan. Perizinan juga kita kawal ketat lewat DPMPTSP. OSS satu pintu, satu hari harus selesai,” tegasnya saat menjawab pertanyaan wartawan LKBN Antara pada acara Rembug Bareng Gubernur Jateng dengan Pimpinan Media di gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang pada, Rabu, 2 Juli 2025.

Baca Juga:Dubes Mongolia Kunjungi Unpad, Bahas Potensi Kolaborasi PendidikanProduk Jateng Diakui Pasar Internasional, Ahmad Luthfi Lepas Ekspor Bus Perdana Karoseri Laksana ke Sri Lanka

Ia juga menyinggung mekanisme penetapan upah buruh di Jateng yang dilakukan secara tripartit dan terbuka.

“Upah itu hasil musyawarah. Kalau terlalu tinggi, pengusaha lari. Terlalu rendah, buruh menjerit. Tapi kenyataannya, banyak pabrik pindah dan berdiri di sini,” imbuhnya.

Pemprov Jateng juga berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan buruh, lanjutnya. Pada Peringatan Hari Buruh 1 Mei lalu, berbagai kebijakan diambil, untuk memperbaiki kesejahteraan mereka.

Antara lain dengan memberikan subsidi tarif transportasi BRT Rp. 1.000, menyediakan fasilitas daycare di kawasan industri, dan penyediaan koperasi buruh yang produknya dipasok dari produsennya langsung.

Capaian realisasi investasi yang tumbuh signifikan, imbuh Luthfi, juga menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Tengah.

Pada Triwulan I 2025, total investasi yang masuk ke Jateng mencapai Rp21,85 triliun, atau 27,89% dari target tahunan. Investasi ini terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp14,08 triliun (64%) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp7,77 triliun (36%), serta menyerap 97.550 tenaga kerja.

Lima sektor utama penyumbang investasi terbesar antara lain industri tekstil, industri alas kaki, industri karet dan plastik, industri makanan, serta sektor perumahan dan kawasan industri.

Baca Juga:Gara-gara Rebutan Karet Gelang, Bocah Ini Sampai Dianiaya Ayah TemannyaPenyerangan Rumah di Cidahu, Dedi Mulyadi Tegaskan Akan Tempuh Jalur Hukum

Acara dialog bersama media ini diikuti oleh 76 perwakilan media dan asosiasi pers dari seluruh Jawa Tengah, termasuk media nasional seperti Kompas, Detik, Suara Merdeka, hingga stasiun televisi nasional.

Forum ini menjadi ruang komunikasi terbuka antara pemerintah dan insan pers, dalam mendukung pembangunan di Provinsi Jawa Tengah.

0 Komentar