Merawat Budaya dan Kearifan Lokal

Merawat Budaya dan Kearifan Lokal
Tradisi Hajat Lembur bertajuk “Tandang Miheman Sarakan\" yang merupakan bagian dari Pidangan Rineka Padjadjaran edisi ke-11 menampilkan proyek Ujian Akhir Semester mata kuliah Pengantar Kebudayaan Sunda.(Humas UNPAD)
0 Komentar

JATINANGOR – Sebanyak 737 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran menggelar acara tradisi Hajat Lembur bertajuk “Tandang Miheman Sarakan”, baru-baru ini.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Pidangan Rineka Padjadjaran edisi ke-11 yang menampilkan proyek Ujian Akhir Semester mata kuliah Pengantar Kebudayaan Sunda.

Hajat Lembur merupakan sebuah tradisi syukuran masyarakat Sunda sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas limpahan rezeki, keselamatan, dan keharmonisan hidup dalam komunitas.

Baca Juga:Doa Sebelum Tidur: Wujud Syukur dan Harapan Jadi Kaya Dunia AkhiratDoa Sebelum Tidur agar Pagi Penuh Keajaiban Rezeki dari Allah

Kegiatan ini menjadi bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya Sunda yang diinisiasi oleh tim dosen pengampu mata kuliah, yaitu Dr. Taufik Ampera, M. Hum., Dr. Udang Ahmad Darsa, M. Hum., Dr. Teddi Muhtadin, M. Hum., Rahmat Sopian, M. Hum., Ph.D., Dr. Asri Soraya, M. Hum., dan Taufik Rahayu, M. Hum.

“Melalui pelaksanaan tradisi hajat lembur, mahasiswa dapat melakukan pengelolaan budaya yang mencakup peningkatan kesadaran akan keberagaman budaya, partisipasi aktif dalam pelestarian budaya, serta pengembangan keterampilan kolaborasi antarbudaya,” ujar Dr. Taufik Ampera, M. Hum., selaku Koordinator Mata Kuliah Pengantar Kebudayaan Sunda.

Lebih lanjut, Taufik menegaskan bahwa melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu mempromosikan nilai-nilai budaya, menjaga kearifan lokal, dan berkontribusi pada pembangunan bangsa melalui pemahaman dan pengelolaan budaya yang baik.

Pada gelaran Hajat Lembur Padjadjaran, setiap program studi menampilkan berbagai kekayaan budaya lokal yang mencerminkan kearifan masyarakat Sunda, seperti sajian kuliner tradisional, teater rakyat, seni tari dan musik, permainan tradisional, presentasi poster, film pendek bertema hajat lembur, serta parade kostum yang meriah.

Kegiatan ini juga menghadirkan pameran “Bedog Cikeruh” dari Komunitas Sundawani dan Bedog Walahiran, serta budaya adat Tatar Karang dari Desa Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.

Tidak hanya diikuti oleh mahasiswa peserta mata kuliah Pengantar Kebudayaan Sunda, kegiatan ini juga melibatkan 42 mahasiswa asal Australia yang sedang mengikuti program International Internship di BIPA Pusat Bahasa FIB Unpad.

Mahasiswa asing tersebut menunjukkan antusiasme tinggi dengan ikut memainkan alat musik tarawangsa bersama Komunitas Seni Saka Patanjala, mempelajari senjata dan perkakas tradisional masyarakat Sunda, serta menikmati beragam kuliner khas yang disajikan.

0 Komentar