Kegiatan PkM Dosen Keperawatan UPI di Desa Citimun

Kegiatan PkM Dosen Perawatan UPI di Desa Citimun, Tingkatkan Kesadaran Risiko Hipertensi pada Keluarga Melalui
Ketua PkM Tim Dosen Keperawatan UPI Kampus Sumedang Popi Sopiah SKp.MBio Med berikan penjelasan pada kegiatan PkM di Desa Citimun, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang Sabtu (5/7).(istimewa)
0 Komentar

Menurut World Health Organization (WHO), Penyakit Tidak Menular (PTM) telah membunuh 41 juta jiwa tiap tahunnya. Oleh karena itu, dampak dari kontrol dan pencegahan perkembangan PTM dapat berkontribusi pada peningkatan harapan hidup, perkembangan ekonomi, dan perbaikan kualitas hidup.

“Sampai saat ini hipertensi menjadi penyebab utama kematian di dunia dan sampai saat ini masih dijuluki sebagai “The Silent Killer” karena sulit untuk mengetahui gejalanya bahkan tanpa keluhan,” tandasnya.

Popi menyebutkan, Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2023, memperkirakan bahwa 1,28 miliar orang di seluruh dunia, berusia antara 30 sampai 79 tahun menderita hipertensi. Diperkirakan 46% orang dewasa yang menderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.

Baca Juga:Berteman dengan Orang Sukses: Salah Satu Cara Cepat Kaya yang TerlupakanCara Cepat Kaya dengan Ide Gila yang Tak Pernah Kamu Pikirkan

Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar 2018, prevalensi Hipertensi di Indonesia masih sekitar 34,1% dalam populasi antara usia 18 tahun keatas, berdasarkan pengukuran survei kesehatan indonesia tahun 2023, tiga provinsi Indonesia dengan tingkat hipertensi tertinggi di antara orang berusia di atas 18 tahun adalah Kalimantan Tengah (40,7%), Kalimantan Selatan (35,8%), dan Jawa Barat (34,4%).

” Hipertensi juga masih menjadi penyakit umum nomor satu yang ditemukan dalam layanan kesehatan primer seperti di Puskesmas Cimalaka dan Desa Citimun sebagai salah satu desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cimalaka,” ucap Popi.

Dia juga mengatakan, Hipertensi yang dikenal sebagai ” Silent Killer” (pembunuh) dengan tanpa gejala menjadi salah satu penyebab penderita tidak mengetahui dan menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit tersebut. Hal ini menjadi permasalahan utama sehingga banyak penderita yang tidak menyadari dirinya sakit dan perlu penanganan medis.

Menurutnya, fokus pada pembangunan kesehatan sangat penting untuk peningkatan kehidupan sehat dan sejahtera,salah satunya terhindar dari penyakit kronik dan silent killer tersebut.

“Untuk itu sangat penting memperioritaskan unsur preventif dalam penanganan kesehatan melalui upaya pencegahan kejadian hipertensi pada kelompok masyarakat beresiko,” tandasnya.

Secara gamlang popi menjelaskan, untuk pencegahan dan pemantauan hipertensi bisa dilakukan dengan beberapa cara diantaranya, pemberian obat berbasis rekomendasi, pemantauan tekanan darah rutin dan teratur, dan perubahan gaya hidup seperti, olahraga, konsumsi garam, peningkatan buah-buahan dan sayuran.

0 Komentar