SUMEDANG – Pemerintah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) tengah menjajaki peluang pengembangan budidaya tembakau di luar musim tanam tradisional. Selama ini, tanaman tembakau hanya dibudidayakan saat musim kemarau dengan masa tanam yang terbatas.
Kajian teknis tengah dilakukan untuk membuka kemungkinan agar tembakau dapat ditanam pada musim hujan. Langkah ini dinilai sebagai terobosan untuk memperluas masa tanam dan meningkatkan produktivitas petani.
“Saat ini, kami sedang melakukan kajian teknis terkait penanaman tembakau di musim hujan. Jika berhasil, masa tanam bisa diperluas dan produktivitas tidak lagi terpaku pada musim kemarau,” kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan DPKP Sumedang, Iwan Gustiawan, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Ikan Nila dan Gurame, Andalan Baru Ketahanan Pangan di SumedangIngin Kaya? Baca Doa Ini Sebelum Tidur dan Rasakan Manfaatnya
Menurut Iwan, jika rencana tersebut berhasil diterapkan, maka petani bisa mendapatkan peluang pendapatan tambahan. Hal ini penting mengingat fluktuasi harga tembakau dan tantangan iklim yang semakin sulit diprediksi.
Sebagai tahapan awal, pihaknya telah mulai melakukan sosialisasi kepada kelompok petani terkait potensi penanaman tembakau di luar musim biasanya. Namun, ia mengakui proses tersebut belum menjangkau seluruh petani secara merata.
“Jumlah petani cukup banyak, jadi pendekatannya bertahap. Tapi arah kebijakan kami jelas yaitu untuk peningkatan kesejahteraan dari hulu ke hilir,” ujarnya.
Selain kajian dan sosialisasi, DPKP juga mendorong adanya kolaborasi antara petani dan pelaku industri. Pertemuan rutin mulai digagas untuk memperkuat rantai pasok serta membuka akses pasar yang lebih luas dan berkelanjutan.
“Ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat, agar komoditas tembakau benar-benar memberikan nilai tambah bagi petani, khususnya di Sumedang,” tegas Iwan.
Di sisi lain, menanggapi kondisi harga tembakau yang tidak menentu, Iwan menjelaskan bahwa para petani di Sumedang telah tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI). Organisasi ini juga berperan sebagai korporasi dalam menjaga stabilitas harga serta distribusi hasil panen.
“Dengan memanfaatkan DBHCHT, kami terus berupaya meningkatkan kapasitas para petani tembakau di Sumedang,” tambahnya.
Baca Juga:Mobil Favorit Crazy Rich Indonesia: Dari Film ke Dunia NyataBukan Hanya Tampilan: Ini Performa Gila di Balik Mobil-Mobil Para Miliarder
Upaya ini diharapkan dapat menciptakan model pertanian tembakau yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim, sekaligus memperluas peluang ekonomi bagi petani di wilayah Sumedang.***