Ia menekankan, para sopir menginginkan kesejahteraan dan kenyamanan dalam bekerja, tanpa merasa tertekan atau diperas, baik oleh oknum aparat maupun pihak tidak bertanggung jawab di jalan.
“Kami tidak ingin ada benturan di lapangan, baik dengan petugas maupun preman. Sopir ingin hidup tenteram dan bekerja dengan aman,” tambahnya.
Selain itu, Toto juga berharap pemerintah lebih memahami kondisi riil di lapangan.
Baca Juga:Dari Sulit Menjadi Berlimpah, Ini Doa Sebelum Tidur yang Bikin KayaDoa Nabi Musa dan Nabi Sulaiman Sebelum Tidur untuk Meminta Rezeki
Menurutnya, ketika pemerintah menetapkan pengurangan muatan demi keselamatan, harus ada kebijakan sosial yang menyertai, terutama untuk pihak perusahaan agar tidak membebankan dampaknya langsung kepada para supir.
“Jangan sampai ketika muatan dikurangi, supir malah dipangkas penghasilannya. Ditambah lagi dengan tingginya biaya operasional sekarang, itu bisa membuat sopir makin terpuruk,” katanya.
Dia berharap, aspirasi tersebut bisa diteruskan kepada pihak-pihak terkait, terutama pembuat regulasi di tingkat pusat. (Red)