CIMANGGUNG – Memasuki hari keempat pascakejadian tragis di Pantai Puncak Guha, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, dua mahasiswa Ikopin University yang terseret ombak masih belum ditemukan. Harapan keluarga dan tim pencarian masih menggantung di tengah ganasnya ombak pantai selatan.
Kedua korban, Oka Mahbubu Rijal (22) warga Desa Bojongsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes dan Ripan Muhamad Yusup (20) warga Dusun Sindang Nangoh, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, terseret ombak pada Minggu pagi (20/7/2025) saat berenang bersama satu rekannya, Ahmad Bagas Permana (20), yang berhasil selamat.
Ketiganya diketahui merupakan mahasiswa aktif Ikopin University Jatinangor yang sedang berlibur usai mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). Mereka sempat bermalam di kawasan wisata Puncak Guha dan pada pagi harinya turun ke pantai meski telah diperingatkan pengelola untuk tidak berenang karena ombak tinggi.
Baca Juga:Mahasiswa UIN KKN di Sindanggalih Gali Potensi, Edukasi Warga, hingga Cegah BanjirPasar Senen Cipadung Jadi Primadona Belanja Warga Sekitar
Kepala Bagian Humas dan Protokoler Ikopin University, Abdul Hakim, membenarkan bahwa ketiganya adalah mahasiswa aktif. “Kami sangat prihatin dan terus memantau perkembangan pencarian. Semoga korban segera ditemukan dalam keadaan terbaik,” ujarnya.
Tim SAR gabungan dari Satpolairud Polres Garut, TNI-Polri, Basarnas, BPBD, pemerintah kecamatan dan desa, serta pengelola wisata terus melakukan penyisiran di sekitar lokasi. Namun, gelombang laut yang masih tinggi dan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan berat dalam proses pencarian.
“Hingga hari keempat ini, kedua korban belum diketemukan. Bahkan keluarga korban saat ini masih bertahan di lokasi kejadian, menunggu kabar,” ujar Dudung, salah satu kerabat korban Ripan di Cimanggung.
Dudung menyebutkan, keluarga besar dari Sumedang dan Brebes telah bergantian menjaga harapan dan menunggu hasil pencarian yang belum kunjung memberikan titik terang. “Kami semua berharap keajaiban. Kalau pun ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, setidaknya bisa segera dimakamkan dengan layak,” ucapnya lirih.
Tragedi ini kembali menjadi pengingat keras akan bahaya ombak laut selatan. Meski peringatan dan larangan sudah dipasang oleh pengelola wisata, masih banyak wisatawan yang mengabaikannya (kos)