Museum Prabu Geusan Ulun menempati enam gedung utama, yakni Gedung Srimanganti (dibangun tahun 1706), Gedung Bumi Kaler (1850), Gedung Gendeng (1850), Gedung Gamelan (1973), Gedung Pusaka (1990), dan Gedung Kereta Naga Paksi (1996).
Setiap gedung menyimpan koleksi yang berbeda-beda.
Di antaranya adalah Mahkota Binokasih, keris milik para raja Sumedang Larang, senjata tradisional bangsawan, Kereta Kencana Naga Paksi, hingga lukisan bersejarah seperti Peristiwa Penyerahan Pusaka Pajajaran dan Cadas Pangeran.
Salah satu koleksi terpopuler adalah Mahkota Binokasih, mahkota seberat 8 kilogram yang dilapisi emas dan batu giok.
Baca Juga:Menakar Jatinangor Sebagai Kawasan Pendidikan yang Rentan, Begini Kata Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UnpadBhabinkamtibmas Kawal Penyaluran BLT Dana Desa di Sindulang, 36 Warga Terima Bantuan
Menurut sejarah, mahkota ini dipindahkan dari Kerajaan Padjajaran ke Sumedang Larang atas perintah Prabu Siliwangi, sebagai bentuk pelimpahan kejayaan kepada penerusnya.
Destinasi Edukasi dan Cagar Budaya yang Terbuka untuk Semua
Tidak hanya menjadi tempat menyimpan benda purbakala, Museum Prabu Geusan Ulun kini juga berfungsi sebagai lokasi wisata pendidikan, sejarah, dan kebudayaan yang menyasar berbagai kalangan, mulai dari pelajar, akademisi, hingga wisatawan lokal dan mancanegara.
Museum ini diharapkan dapat terus memberikan kontribusi terhadap wawasan sejarah dan kebudayaan Jawa Barat, sekaligus mendukung sektor ekonomi melalui sektor pariwisata lokal.
Museum Prabu Geusan Ulun adalah bukti bahwa peninggalan masa lalu tidak harus terjebak dalam ruang hening, tetapi bisa menjadi ruang hidup bagi publik untuk belajar, mengapresiasi, dan menjaga warisan budaya bersama.***