Jatinangor di Bawah Bayang Narkoba Dari Kota Kampus Menjadi Zona Merah

Jatinangor di Bawah Bayang Narkoba Dari Kota Kampus Menjadi Zona Merah
Jatinangor di Bawah Bayang Narkoba Dari Kota Kampus Menjadi Zona Merah (ist/Pinterest)
0 Komentar

JATINANGOR – Jatinangor selama ini identik dengan kampus-kampus besar, lalu lintas padat mahasiswa, dan geliat ekonomi yang hidup. Namun, di balik wajah ramainya dunia pendidikan, aparat mengungkap fakta mencengangkan wilayah ini kini resmi masuk kategori zona merah peredaran narkoba.

Penetapan itu disampaikan langsung Kapolres Sumedang, AKBP Sandityo Mahardika, setelah tim Satres Narkoba membongkar enam kasus besar hanya dalam dua bulan terakhir. “Dua wilayah ini paling rawan, yakni Jatinangor dan Sumedang Selatan,” ujarnya dengan nada tegas. Barang bukti yang disita bukan jumlah kecil cukup untuk meracuni ratusan orang.

Hasil penelusuran kepolisian, perubahan wajah Jatinangor dari kawasan perkebunan menjadi pusat perkuliahan ternyata menjadi lahan empuk bagi pengedar. Perputaran uang yang besar, mobilitas mahasiswa dari berbagai daerah, dan banyaknya kos-kosan menciptakan titik-titik rawan yang sulit diawasi. “Ada pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi ini untuk bisnis gelap,” kata Sandityo.

Baca Juga:Ruang Gerak Pengedar Masih Longgar3 Tips Foto Estetik Tanpa Editing di Obelix Sea View

Dampak narkoba bukan sekadar catatan medis. Kokain, amfetamin, hingga heroin yang beredar dapat merusak jantung, menyempitkan pembuluh darah, bahkan mengacaukan irama detak jantung. Risiko serangan jantung atau kematian mendadak membayangi siapa pun yang mencoba. “Sekali mencoba, hampir mustahil lepas. Narkoba bukan pelarian, tapi jalan menuju kehancuran,” tegas Kapolres.

Polres Sumedang kini meningkatkan patroli dan operasi intelijen di Jatinangor. Namun, Sandityo menekankan, perang ini tidak bisa dimenangkan polisi sendiri. “Kalau di dekat rumah ada yang jual, laporkan. Jangan takut, identitas pelapor akan kami rahasiakan. Membiarkan hanya akan membuat jaringan itu semakin besar dan semakin merusak generasi kita,” ujarnya.

Sumber internal menyebut, beberapa titik rawan berada di kawasan yang dekat dengan pusat keramaian dan akses keluar-masuk cepat. Di sinilah narkoba bergerak diam-diam, menunggu lengahnya aparat dan masyarakat.

Jatinangor, yang dulu jadi kebanggaan sebagai ‘kota kampus’, kini berada di persimpangan bertahan sebagai pusat ilmu pengetahuan atau tergelincir menjadi ladang bisnis narkotika. Pertarungan ini tak hanya soal hukum, tapi juga soal mempertahankan masa depan generasi muda. (kos)

0 Komentar