CIMANGGUNG – Harapan warga Desa Cimanggung, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, untuk segera menikmati jalan mulus kembali menguat. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) meminta pemerintah desa setempat mengajukan proposal perbaikan jalan kabupaten yang membentang di wilayah tersebut.
Kepala Desa Cimanggung, J. Rohana Zaelani, mengaku telah menyiapkan langkah pengajuan. Ia berharap permintaan perbaikan ini segera direalisasikan. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada perbaikan jalan yang sudah lama belum tersentuh perbaikan,” ujarnya.
Sebelumnya, rasa kecewa dan kesal warga sudah lama memuncak. Ruas jalan kabupaten yang menjadi akses utama antarwilayah di desa itu rusak parah sepanjang kurang lebih 1,4 kilometer. Jalan ini menghubungkan Desa Cimanggung dengan Desa Tegalmanggung. Kondisinya penuh lubang besar, aspal terkelupas, hingga permukaan bergelombang, yang semakin berbahaya ketika hujan mengguyur.
Baca Juga:Ruang Gerak Pengedar Masih Longgar3 Tips Foto Estetik Tanpa Editing di Obelix Sea View
Keluhan warga pun mengalir deras, bukan hanya di lapangan tetapi juga memenuhi linimasa media sosial dan grup WhatsApp. Banyak yang menilai wilayah mereka dianaktirikan oleh pemerintah kabupaten. “Di Sumedang kota, jalan-jalan halus. Di Tanjungkerta sampai Situraja juga sudah diperbaiki. Tapi kami di Cimanggung seperti tak dianggap ada,” kata Solihin, tukang ojek asal Dusun Bendungan.
Solihin mengaku setiap hari harus berjibaku melewati jalan rusak saat mengantar penumpang. “Motor rusak, penumpang juga sering ngeluh. Kalau kecelakaan siapa yang tanggung jawab? Kami teh warga Sumedang juga,” ujarnya geram.
Nada serupa diungkapkan Deden, pemuda asal Tegalmanggung. Menurutnya, warga sudah berkali-kali menyampaikan aspirasi lewat musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) maupun kepada perangkat desa, namun tak kunjung ada tindakan nyata. “Kami bukan minta jalan baru, hanya minta yang ada ini diperbaiki. Apa susahnya? Apa harus viral dulu baru ditanggapi?” katanya.
Ketimpangan pembangunan infrastruktur menjadi sorotan utama warga. Mereka berharap pemerintah tidak hanya memprioritaskan wilayah perkotaan atau pusat kabupaten. “Kami juga bagian dari Sumedang. Jangan sampai ada kesan daerah pinggiran dianggap tidak penting,” tambah Deden. (kos)