sumedangekspres, SEJARAH – Siapa yang tak kenal surabi? Makanan berbentuk bundar yang dimasak di atas tungku tanah liat ini sudah lama menjadi bagian dari kuliner tradisional Indonesia, khususnya di tanah Sunda.
Meskipun terlihat sederhana, ternyata surabi memiliki sejarah panjang dan keunikan budaya yang belum banyak diketahui orang. Yuk, kita kupas tuntas serba-serbi sejarah surabi berikut ini!
1.Asal Usul Surabi: Kuliner Rakyat Sejak Zaman Dulu
Surabi berasal dari Jawa Barat, dan sudah ada sejak zaman kolonial. Dalam catatan sejarah kuliner, surabi disebut-sebut sebagai salah satu makanan rakyat yang mudah dibuat dan murah. Karena hanya berbahan dasar tepung beras, santan, dan sedikit garam, surabi menjadi pilihan sarapan atau camilan yang merakyat dan terjangkau.
Baca Juga:Takut Nyasar? Ini Dia Alamat Lengkap Surabi Pengkolan Sumedang yang Sedang ViralMurah Meriah dengan Rasa Yang Autentik, Yuk Cobain Surabi Sumedang yang Lagi Viral Satu Ini!
Tradisi membuat surabi juga erat kaitannya dengan kegiatan gotong royong atau acara adat, di mana masyarakat berkumpul dan memasak bersama.
2. Surabi vs Serabi: Apa Bedanya?
Kamu mungkin pernah melihat kata “serabi” di daerah lain seperti Solo atau Yogyakarta. Walau terlihat mirip, ternyata ada perbedaan loh!
- Surabi (Sunda) biasanya lebih gurih, bahkan bisa disantap dengan sambal oncom, saus kacang, atau topping asin lainnya.
- Serabi (Jawa Tengah dan Timur) cenderung manis, sering disajikan dengan kinca (saus gula merah dan santan).
Perbedaan ini mencerminkan selera lokal masing-masing daerah, namun keduanya tetap mempertahankan teknik masak tradisional menggunakan wajan kecil dari tanah liat.
3. Filosofi di Balik Bentuknya
Bentuk surabi yang bulat ternyata punya makna tersendiri. Dalam budaya Sunda, bentuk bulat sering diartikan sebagai kesatuan dan kebersamaan.
Saat disajikan dalam acara keluarga atau kenduri, surabi melambangkan harapan agar keluarga tetap utuh dan harmonis.
4. Dari Tradisional ke Modern: Evolusi Surabi
Dulu, surabi hanya tersedia dalam versi polos atau dengan sedikit taburan kelapa parut. Namun kini, kreativitas anak muda menjadikan surabi tampil lebih modern dan kekinian.
Kamu bisa menemukan surabi dengan topping keju, cokelat, sosis, bahkan green tea!
Baca Juga:Innalillahi, Mpok Alpha Meninggal Dunia Setelah Berjuang Lawan KankerBendera Raksasa Satukan Warga Sumedang, Kapolres: Momentum Kebersamaan dan Cinta Tanah Air
Meskipun berkembang, banyak penjual tetap mempertahankan cara masak tradisional dengan bara api, karena aroma asap alami inilah yang membuat surabi terasa lebih nikmat.