Sejarah Kapan Paralayang Muncul Pertama Kali di Sumedang

Sejarah Kapan Paralayang Muncul Pertama Kali di Sumedang
Sejarah Kapan Paralayang Muncul Pertama Kali di Sumedang - (SS-@sangiang.trip)
0 Komentar

sumedangekspres, SEJARAH – Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang dikenal dengan tahu lezatnya, ternyata juga menyimpan potensi wisata olahraga ekstrem yang tak kalah menarik—yakni paralayang.

Dalam beberapa tahun terakhir, paralayang di Sumedang menjadi sorotan, terutama dengan hadirnya venue bertaraf internasional.

Namun, kapan sebenarnya paralayang pertama kali muncul di Sumedang? Apa yang mendorong perkembangan olahraga udara ini di wilayah pegunungan ini? Berikut ulasannya.

Awal Mula Paralayang di Sumedang

Baca Juga:Hal-Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Melakukan Olahraga ParalayangSejarah dan Fakta Unik Tentang Paralayang yang Tidak Kamu Ketahui

Paralayang mulai dikenal di Sumedang sekitar awal tahun 2000-an, meskipun saat itu belum banyak yang menekuninya secara serius. Beberapa komunitas pecinta alam dan olahraga ekstrem mulai mencoba olahraga ini di beberapa titik pegunungan yang mengelilingi Sumedang, khususnya di kawasan Gunung Lingga dan sekitarnya. Namun, aktivitas ini masih bersifat sporadis dan belum dikelola secara profesional.

Baru pada tahun 2010-an, perhatian terhadap olahraga paralayang mulai meningkat, seiring dengan tumbuhnya minat masyarakat terhadap olahraga petualangan dan wisata alam.

Puncak Perkembangan: Launching Venue Paralayang Batu Dua

Titik balik utama dalam sejarah paralayang di Sumedang terjadi saat dibukanya Venue Paralayang Batu Dua, yang terletak di Gunung Lingga, Desa Cimarga, Kecamatan Cisitu. Lokasi ini resmi digunakan sebagai salah satu lokasi paralayang profesional dan mulai dikenal secara nasional. Pemandangan spektakuler, angin yang stabil, dan aksesibilitas yang semakin baik menjadikan Batu Dua sebagai spot favorit bagi atlet dan wisatawan.

Pemerintah daerah bersama komunitas olahraga udara kemudian mulai mengembangkan fasilitasnya agar bisa digunakan untuk kompetisi hingga skala internasional. Hal ini terbukti saat Venue Paralayang Batu Dua digunakan dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX pada tahun 2016 dan berbagai kejuaraan nasional lainnya.

Peran Komunitas dan Pemerintah Daerah

Kemunculan paralayang di Sumedang tidak lepas dari peran komunitas-komunitas lokal seperti klub paralayang dan pecinta olahraga udara. Mereka aktif mempromosikan olahraga ini ke masyarakat, mengadakan pelatihan, hingga mendatangkan atlet dari luar daerah untuk berlatih di Sumedang.

Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sumedang juga sangat besar. Tidak hanya dari segi infrastruktur, tetapi juga promosi pariwisata. Paralayang menjadi salah satu bagian dari strategi pengembangan wisata berbasis alam dan olahraga (sport tourism).

0 Komentar