Bagian akhir dari pelatihan ialah pembuatan ilustrasi. Mahasiswa diajak untuk menggambarkan karakter dan situasi dalam cerita secara visual, agar buku yang dihasilkan menjadi menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak.
Untuk bagian ini, tim menghadirkan trainer ilustrator profesional dan penulis buku anak, Eli Yuliawati Rosidah, S.E., yang memberikan arahan teknis dan estetika dalam menggambar ilustrasi buku anak.
Kegiatan ini membuktikan bahwa mahasiswa keperawatan memiliki potensi untuk berkontribusi dalam bidang literasi dan pendidikan karakter.
Baca Juga:Hati-hati, Kejahatan Kerap Menghatui Setiap WaktuPMII Wadah Cetak Generasi Berintegritas, Bupati Dony Dorong Mahasiswa Aktif Berorganisasi
Dengan latar belakang ilmu kesehatan yang mereka miliki, mereka mampu menghasilkan cerita yang faktual dan relevan dengan kebutuhan anak-anak.
Setelah proses pelatihan dan pendampingan, mahasiswa dan tim dosen pelaksana mulai menulis certa secara individu maupun berkelompok.
Dalam waktu sekitar empat bulan, terkumpul lebih dari 11 naskah cerita pendek dengan tema-tema seperti kebersihan diri, makanan sehat, mengenal makanan lokal yang sehat, serta kisah tentang anak yang belajar bertanggung jawab dan menghargai tradisi leluhur.
Semua naskah kemudian disunting oleh tim dosen dan melalui proses ilustrasi dan layout. Hasil akhirnya adalah sebuah buku antologi cerita anak yang diberi judul “Litera Khatulistiwa: Membuka Mata, Membaca Sekitar – Seri Sumedang”, yang mencerminkan semangat lokalitas dan pendidikan karakter.
Buku ini kemudian dicetak dan disebarkan ke berbagai instansi di wilayah Sumedang, termasuk Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, perpustakaan daerah, serta sekolah-sekolah TK dan SD. Tim PkM juga berencana untuk memasarkan buku ini kepada masyarakat luas.
Penjualan ini bertujuan agar keberlanjutan produksi buku dapat didukung secara finansial dan dapat menjangkau pembaca yang lebih luas. Buku-buku selanjutnya direncanakan akan tetap mengusung tiga pilar utama, yaitu kesehatan, budaya lokal, dan pendidikan karakter.
Tim optimis bahwa melalui buku cerita, anak-anak dapat dibentuk menjadi generasi yang sehat, berkarakter, dan bangga akan budayanya. Salah satu hal yang menjadi kekuatan buku ini adalah keberpihakannya pada budaya lokal Sumedang.
Baca Juga:Saluran Tersumbat Picu Longsor, PUTR Sumedang Gerak Cepat Tangani Jalan Kadakajaya2 Bos Tambang Jadi Tersangka Korupsi di Sumedang
Cerita-cerita dalam antologi tidak sekadar menyampaikan pesan kesehatan, tetapi juga memperkenalkan unsur kebudayaan Sunda khas Sumedang seperti tradisi, kuliner lokal seperti ubi CIlembu dan opak ketan, serta lokasi ikonik di Sumedang.