Wisatawan dapat mengunjungi Tahura Gunung Palasari setiap hari dengan jam operasional sebagai berikut:
1. Buka: 08.00 WIB
2. Tutup: 16.00 WIB
Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hingga menjelang siang, ketika udara masih sejuk dan kabut tipis seringkali menyelimuti kawasan hutan.
Bagi yang ingin mengeksplorasi lebih dalam, sebaiknya datang lebih awal agar bisa menikmati suasana dengan tenang.
Sejarah Gunung Palasari
Gunung Palasari memiliki sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri.
Baca Juga:Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Toga Hill Sumedang untuk Liburan SeruFasilitas di Toga Hill Sumedang yang Bikin Betah Berlama-lama
Berdasarkan catatan sejarah, kawasan ini sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Nama “Palasari” berasal dari bahasa Sunda, yaitu palas (sejenis pohon palas) dan sari (indah atau cantik).
Nama tersebut diberikan karena di sekitar kawasan ini banyak tumbuh pohon palas yang menambah keasrian alam.
Pada abad ke-14, Gunung Palasari diyakini menjadi salah satu tempat suci bagi masyarakat Sunda.
Tempat ini digunakan sebagai lokasi spiritual dan ritual adat. Ketika memasuki era Kerajaan Sumedang Larang di abad ke-16, gunung ini dimanfaatkan sebagai lokasi pertahanan sekaligus tempat persembunyian.
Memasuki era kolonial, fungsi Gunung Palasari berubah.
Pemerintah Hindia Belanda menjadikannya lokasi pertambangan batu bara dan emas.
Tidak hanya itu, Belanda juga membangun benteng pertahanan yang hingga kini masih berdiri, dikenal dengan nama Benteng Palasari.
Setelah kemerdekaan Indonesia, kawasan ini tetap menjadi tempat penting, baik sebagai destinasi wisata maupun lokasi spiritual.
Pada awal 2000-an, pemerintah Kabupaten Sumedang resmi menetapkan Gunung Palasari sebagai Taman Hutan Raya (Tahura) untuk menjaga kelestarian alam sekaligus mengembangkan potensi wisata.
Benteng Palasari: Jejak Kolonial di Tengah Hutan
Baca Juga:Daftar Wahana di Toga Hill Sumedang dan Daya TariknyaSpot Instagramable di Toga Hill Sumedang: Dari Golden Hour hingga City Light
Daya tarik utama Gunung Palasari adalah keberadaan Benteng Palasari, peninggalan Belanda yang diperkirakan dibangun sekitar tahun 1906 hingga 1917.
Benteng ini merupakan salah satu yang tertua di Sumedang, bahkan lebih tua dibanding Benteng Gunung Kunci yang lebih populer.
Benteng Palasari terdiri dari 8 bangunan cagar budaya dengan total 27 ruangan. Fungsi ruangan pada masa lalu sangat beragam, mulai dari barak tentara, gudang mesiu, ruang senjata, hingga tempat tahanan.
Beberapa ruangan tidak memiliki ventilasi, menandakan ruangan tersebut digunakan untuk menyimpan peluru agar kedap udara.