Tak hanya itu, kata Imaduddin, setiap tahun ajaran baru, siswa kelas 7 mendapatkan satu pak buku tulis dan perlengkapan alat tulis lengkap secara cuma-cuma. Bahkan, kaos olahraga dan seragam olahraga pun sering diberikan secara gratis.
Untuk tahun ini, madrasah kembali membuat gebrakan sosial dengan membagikan satu stel sepatu sekolah kepada seluruh siswa kelas 7, serta menyediakan celana putih bagi siswa yang belum memilikinya.
“Bukan hanya siswa baru, siswa kelas 8 dan 9 pun kami bantu, terutama jika sepatunya sudah rusak atau tidak layak pakai,” kata Imaduddin.
Baca Juga:Tingkatkan Mutu Pendidikan, Al Hikam Fokus pada Administrasi GuruPerusahaan Harus Bisa Memprioritaskan Penduduk Lokal
Menurutnya, langkah ini penting untuk menjaga semangat siswa dalam belajar, sekaligus menciptakan rasa kesetaraan di antara mereka. “Kami ingin semua siswa merasa diperhatikan dan tidak minder karena kondisi ekonominya,” tambahnya.
Meski berbagai keterbatasan masih dihadapi, Imaduddin menyatakan pihaknya akan terus berkomitmen menjadikan madrasah ini sebagai pusat pendidikan yang ramah dan terjangkau.
“Kami akan terus mencari cara agar siswa bisa belajar dengan nyaman dan gembira. Pendidikan adalah hak semua anak, bukan hanya yang mampu secara finansial,” tegasnya.
Dengan segala keterbatasan, kata Imaduddin, MTs Istighfarlah membuktikan bahwa keikhlasan dan kerja keras mampu membuka jalan perubahan.
Komitmen untuk terus melayani dan mendampingi generasi muda menjadi bukti bahwa pendidikan bisa dijalankan dengan cinta dan pengabdian.
“Selain gratisan, MTs Istighfarlah diadakan program pembekalan masa depan pada siswa berupa program menjahit, siswa dilatih menjahit, program kebun bibit sekolah, siswa dibekali ilmu tentang cara mencintai alam berupa dilatih cara menanam dan menyemai bibit pepohonan,” pungkasnya. (red)