Fakta Menarik Tahura Gunung Kunci: Warisan Sejarah dan Alam di Sumedang

Fakta Menarik Tahura Gunung Kunci: Warisan Sejarah dan Alam di Sumedang
Fakta Menarik Tahura Gunung Kunci: Warisan Sejarah dan Alam di Sumedang (ist)
0 Komentar

Fakta-fakta Tahura Gunung Kunci

1. Warisan Sejarah Benteng Belanda

Di puncak Gunung Kunci terdapat benteng peninggalan Belanda yang dibangun pada awal abad ke-20.

Benteng ini dulunya difungsikan sebagai pos pengawas dan benteng pertahanan karena letaknya yang strategis menghadap pusat kota Sumedang.

2. Bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura)

Kawasan Gunung Kunci kini masuk dalam kawasan Tahura Ir. H. Djuanda. Artinya, selain menjadi objek wisata sejarah, tempat ini juga berfungsi sebagai kawasan konservasi dan pelestarian hutan.

3. Spot Wisata Edukatif dan Rekreatif

Baca Juga:Rumah Makan Perahu Sumedang Tawarkan Kelezatan Masakan SundaRS Mitra Plumbon Hadir di Sumedang, Tambah 200 Tempat Tidur Baru

Banyak pengunjung datang untuk berjalan santai, belajar sejarah, sekaligus menikmati udara segar.

Kawasan ini sering dijadikan tempat berkemah, outbond, hingga kegiatan edukasi sekolah.

4. Akses Mudah di Pusat Kota

Berbeda dengan wisata alam lain yang jauh dari pusat kota, Gunung Kunci sangat dekat dari Alun-Alun Sumedang.

Hal ini membuatnya jadi salah satu destinasi wisata favorit warga lokal maupun wisatawan luar daerah.

Jam Buka Wisata Tahura Gunung Kunci

Tahura Gunung Kunci buka setiap hari dengan jam operasional sebagai berikut:

Pukul 08.00 – 16.30 WIB

Pengunjung sebaiknya datang di pagi atau sore hari untuk menikmati udara yang lebih sejuk dan cahaya alami yang indah.

Daya Tarik Wisata Tahura Gunung Kunci

1. Benteng Peninggalan Belanda

Di dalam kawasan Tahura, terdapat benteng bersejarah yang dibangun sekitar tahun 1914–1917 dan diresmikan pada 1918.

Baca Juga:Senam Bersama di Cipajaran, Wabup Fajar Ingatkan Bahaya Judol dan Bank Emok

Bangunan ini memiliki luas sekitar 2.600 meter persegi, lengkap dengan bunker seluas 450 meter persegi.

Benteng tersebut memiliki tiga lantai, masing-masing dengan fungsi berbeda.

Lantai bawah difungsikan sebagai barak prajurit, lantai tengah untuk perwira, sementara bagian atas yang menyerupai kapal motor dijadikan pusat pengawasan.

Semua dinding benteng dilapisi beton setebal satu meter, membuatnya kokoh bertahan hingga kini.

Selain itu, terdapat lorong bawah tanah sepanjang sekitar 200 meter yang menghubungkan berbagai ruangan.

Dahulu, lorong ini berfungsi sebagai jalur pertahanan sekaligus tempat penyimpanan senjata.

Hingga sekarang, pengunjung masih bisa merasakan suasana misterius saat menelusuri lorong gelap ini.

2. Pesona Hutan Pinus

Bagi pecinta alam, suasana rindang pepohonan pinus di sekitar benteng adalah daya tarik yang menenangkan.

0 Komentar