sumedangekspres – Gunung Tampomas Sumedang bukan hanya populer karena keindahan alamnya, tetapi juga menyimpan sejarah yang panjang dan penuh makna bagi masyarakat sekitar.
Sejarah Gunung Tampomas Sumedang erat kaitannya dengan legenda, kisah rakyat, hingga jejak budaya leluhur yang masih dipercayai hingga kini.
Tak heran, gunung ini sering dianggap bukan sekadar destinasi wisata, melainkan juga tempat yang sarat nilai historis.
Baca Juga:Wabup Fajar: Sarpras Rusak Harus Ditangani, Jangan Tunggu ViralAntisipasi Massa Aksi Menuju Jakarta
Dalam catatan sejarah dan cerita rakyat, Gunung Tampomas dikisahkan sebagai lokasi yang menyimpan berbagai kisah mistis dan simbol perjuangan.
Cerita-cerita sejarah Gunung Tampomas Sumedang terus diwariskan turun-temurun, menjadikannya bagian dari identitas budaya masyarakat.
Hingga saat ini, banyak tradisi dan ritual adat yang masih dijalankan, seperti upacara syukuran atau doa, sebagai bentuk penghormatan pada leluhur.
Dengan segala kisah dan nilai historisnya, sejarah Gunung Tampomas Sumedang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan maupun peneliti budaya.
Tidak hanya menawarkan panorama alam yang indah, tetapi juga mengajak siapa pun yang datang untuk memahami jejak masa lalu yang melekat pada gunung ini.
Sejarah Gunung Tampomas
Gunung Tampomas sudah lama dikenal sebagai bagian penting dari sejarah Kabupaten Sumedang.
Kawasan hutannya ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 423/Kpts/Um/7/1979.
Baca Juga:Prestasi Nasional: Baznas Sumedang Raih Penghargaan BergengsiJagung Jadi Andalan Ketahanan Pangan Lokal
Dengan luas sekitar 1.250 hektare, kawasan ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga area konservasi flora dan fauna.
Dalam catatan lama, Tampomas dahulu dikenal dengan nama Gunung Gede atau Gunung Geulis.
Dari masa ke masa, gunung ini menjadi saksi kehidupan kerajaan-kerajaan di Tanah Sunda, terutama Kerajaan Sumedang Larang.
Legenda Gunung Tampomas
Salah satu kisah legenda paling populer adalah tentang letusan Gunung Gede di masa lalu.
Konon, gunung itu bergolak hebat, mengeluarkan asap putih dan lahar panas yang mengancam kehidupan rakyat Sumedang.
Raja saat itu melakukan semedi dan mendapat bisikan gaib untuk melemparkan keris emas pusaka leluhur ke dalam kawah gunung.
Setelah pusaka itu dilempar, letusan mereda dan gunung kembali tenang.
Dari sinilah nama “Tampomas” diyakini berasal, gabungan dari kata tampo (menerima) dan mas (emas).