Kecewa, Bantuan Pengembangan KUBE Putra Batal Turun

Kecewa, Bantuan Pengembangan KUBE Putra Batal Turun
Kepala Desa Cikole, Heri Setiadi, menunjukkan lokasi baru yang disiapkan untuk budidaya jangkrik Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Cikole Putra, apabila dana bantuan pengembangan dari Dinas Sosial Kabupaten Sumedang dapat direalisasikan.(Ahmad/Sumeks)
0 Komentar

CIMALAKA – Harapan besar warga Desa Cikole Kecamatan Cimalaka untuk mengembangkan usaha jangkrik melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Cikole Putra pupus sudah. Pasalnya, bantuan dana pengembangan senilai Rp20 juta yang diajukan sejak 2024 dinyatakan batal turun oleh Dinas Sosial Kabupaten Sumedang.

Kepala Desa Cikole, Heri Setiadi, mengaku kecewa dengan keputusan tersebut. Menurutnya, proses pengajuan bantuan sudah melalui tahapan sesuai aturan, termasuk input usulan melalui Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPD). Bahkan, status usulan sempat terpantau sudah disetujui.

“Seiring waktu kami terus memonitor perkembangan usulan, karena bantuan ini sangat dibutuhkan anggota KUBE. Saat status sudah disetujui, kami yakin akan segera turun. Tapi kenyataannya, sampai Maret 2025 tidak ada realisasi,” ujar Heri, Sabtu (6/9) baru-baru ini.Menurut Heri, baru sekitar Juli–Agustus 2025 tim dari Dinas Sosial turun ke lapangan untuk melakukan verifikasi dan validasi. Namun hasilnya, bantuan dinyatakan batal karena di lokasi budidaya tidak terlihat aktivitas produktif.

Baca Juga:Warisan Rasulullah Merekatkan PersatuanSolidaritas Ojol Sumedang, Doakan Almarhum Affan

“Kebetulan saat tim datang, kandang jangkrik memang sedang tidak aktif karena cuaca ekstrem sejak pertengahan 2024. Tapi bukan berarti kami berhenti total. Justru kami sudah siapkan rencana, jika bantuan cair, budidaya akan dipindahkan ke lokasi baru yang lebih aman dan strategis,” jelasnya.

Heri menegaskan, sarana dan prasarana budidaya jangkrik seperti kandang, mesin pencacah pakan, hingga peralatan pembesaran masih lengkap dan siap dipakai. Bahkan, bersama anggota KUBE, pihaknya sudah menentukan lokasi baru yang berdampingan dengan program ketahanan pangan ternak ayam.

“Lokasi baru sudah mulai dibangun dan tinggal pasang atap. Jadi kalau alasannya tidak ada aktivitas, menurut kami kurang tepat. Anggota KUBE masih semangat, tinggal menunggu dukungan dana,” tambahnya.

Heri menyayangkan keputusan pembatalan bantuan yang dinilai tidak mempertimbangkan kondisi riil masyarakat desa. Ia berharap, pemerintah daerah bisa memberi kebijakan yang lebih bijak agar usaha kecil seperti KUBE tetap berjalan dan membantu perekonomian warga.

“Bantuan ini sangat berarti, bukan hanya untuk kelompok tapi juga bagi warga kurang mampu. KUBE menjadi salah satu penopang ekonomi sekaligus sarana pengentasan kemiskinan sesuai program pemerintah pusat. Semoga ada solusi agar usaha jangkrik ini bisa kembali bangkit,” pungkasnya.(ahm)

0 Komentar