1. Jalur Jambu Air (Sindulang)
Jalur populer yang dimulai dari ladang sayuran warga hingga masuk ke hutan pinus. Waktu tempuh ke puncak sekitar 2,5–3 jam.
2. Jalur Situhiang (Tegalmanggung)
Jalur alternatif dengan waktu tempuh lebih lama, sekitar 4–5 jam. Jalur ini lebih cocok bagi pendaki yang ingin menikmati suasana perjalanan lebih santai.
Setiap jalur memiliki keunikan tersendiri, baik dari sisi pemandangan maupun tantangan medan.
Kondisi Medan Pendakian
Baca Juga:Gak Nyangka! Dengan Modal Rp10 Ribu Bisa Nikmati Trekking Keren di Gunung Kerenceng Sumedang
Gunung Kerenceng memiliki empat pos pendakian dengan jalur yang cukup terjal namun masih ramah untuk pemula.
Rata-rata pendakian memakan waktu 2,5–3 jam untuk sampai ke puncak.
Salah satu bagian paling menantang adalah Tanjakan Baeud, jalur curam menjelang puncak bayangan.
Setelah itu, pendaki harus melewati jalan setapak dengan jurang di sisi kiri dan kanan yang cukup ekstrem.
Meski begitu, panorama yang disajikan mampu menghapus rasa lelah.
Puncak Gunung Kerenceng
Keunikan puncak Kerenceng adalah bentuknya yang menyerupai segitiga kecil dengan sisi sekitar 3 meter.
Kapasitas puncak ini terbatas, hanya bisa menampung sekitar 10 orang.
Oleh karena itu, pendaki sering kali harus bergantian untuk bisa menikmati panorama di titik tertinggi.
Dari puncak, mata bisa memandang 360 derajat panorama Jawa Barat: mulai dari Gunung Ciremai, Cikurai, hingga hamparan Tol Cisumdawu dan Stadion GBLA.
Camping di Gunung Kerenceng
Meski bisa ditempuh dengan pendakian sehari, banyak pendaki memilih untuk berkemah di pos 2 atau pos 3. Kedua pos ini memiliki area yang lebih luas dan landai sehingga nyaman untuk mendirikan tenda.
Baca Juga:Pemdes Galudra Bangun Sarana Kantor DesaPasanggiri Sinden Muda Dijadikan Agenda Tahunan
Selain itu, di antara pos 2 dan pos 3 terdapat rumah pohon yang menjadi spot favorit untuk berfoto maupun sekadar menikmati suasana malam.
Flora dan Fauna di Sekitar Gunung
Gunung Kerenceng tidak hanya kaya akan panorama, tetapi juga keanekaragaman hayati.
Salah satu tanaman langka yang tumbuh di kawasan ini adalah kantong semar, tumbuhan karnivora yang unik.
Selain itu, hutan pinus, semak belukar, hingga perkebunan warga menjadi bagian dari ekosistem gunung.
Satwa liar seperti burung dan serangga juga kerap ditemui sepanjang jalur pendakian.