Jaga Silaturahmi, Sayangi Alam: Pesan Abuya untuk Umat

Jaga Silaturahmi, Sayangi Alam: Pesan Abuya untuk Umat
Jaga Silaturahmi, Sayangi Alam: Pesan Abuya untuk Umat
0 Komentar

sumedangekspres – Pimpinan Pondok Pesantren Islam Internasional Asy Syifaa Wal Mahmudiyyah, Abuya Prof Dr (HC) KH Muhyidin Abdul Qodir Al Manafi, mengingatkan umat agar senantiasa menjaga tali silaturahmi dan menumbuhkan kasih sayang terhadap alam semesta.

Menurutnya, krisis lingkungan yang kian terasa saat ini bukan hanya akibat kelalaian teknis manusia, tetapi juga berakar dari putusnya hubungan spiritual, sosial, dan ekologis.

“Silaturahmi itu tidak hanya antar sesama manusia. Kalau silaturahmi benar-benar dijaga, sampah tidak akan berserakan, puntung rokok tidak akan tercecer, kotoran tidak akan menumpuk sembarangan. Karena manusia yang hatinya hidup dengan kasih sayang, akan menjaga kebersihan dan kelestarian bumi,” tutur Abuya dalam tausiyahnya pada momentum Maulid Akbar MTB Sumedang, sekaligus silaturahmi kebangsaan di Masjid Agung Sumedang, Kamis (11/09) malam.

Baca Juga:BPKH Salurkan Nilai Manfaat Tahun 2025 Sebesar Rp2,1 Triliun Untuk Jemaah Haji TungguGanesha Pratama Cetak 51 Lulusan Siap Kerja

Abuya menjelaskan, tumbuh-tumbuhan adalah salah satu hikmah besar ciptaan Allah SWT.

Selain sebagai sumber rezeki bagi makhluk hidup, kata abuya, tanaman juga berfungsi memperkuat bumi, menyehatkan udara dan menyejukkan lingkungan.

“Kalau gunung-gunung dibabat, hutan-hutan habis, bumi menjadi rapuh. Inilah yang memicu gempa, banjir dan berbagai bencana alam. Semua sudah diisyaratkan Rasulullah SAW bahwa menjelang kiamat akan banyak gempa terjadi di berbagai penjuru,” jelas abuya.

Ia mengingatkan, kerusakan alam sejatinya merupakan cerminan dari perbuatan manusia itu sendiri.

“Allah SWT sudah menegaskan, zhahara al-fasâdu fil-barr wal-bahr bimâ kasabat aydin-nâs (Kerusakan di darat dan laut terjadi karena ulah tangan manusia). Kalau manusia tidak punya kasih sayang kepada alam, tidak peduli dengan sesama, akhirnya musibah yang turun bukan hanya menimpa pelaku kerusakan, tapi juga orang-orang yang tidak bersalah,” bebernya.

Abuya mencontohkan, bencana banjir yang melanda berbagai daerah di Indonesia.

Hujan yang seharusnya membawa keberkahan, berubah menjadi musibah karena ulah tangan manusia yang merusak alam.

“Seharusnya hujan jadi rahmat, jadi sumber kesuburan. Tapi karena tanah gundul, sungai penuh sampah, hutan habis, maka air berubah jadi banjir. Yang salah siapa? Kita semua yang lalai menjaga alam,” tegas abuya.

0 Komentar