sumedangekspres – Fluktuasi harga tembakau masih menjadi tantangan besar bagi petani di Kabupaten Sumedang.
Untuk mengatasinya, UPTD Pertanian berupaya memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) guna meningkatkan produktivitas sekaligus kualitas hasil panen.
Kepala UPTD Pertanian dan Ketahanan Pangan Wilayah Sukasari, Dadi Runadi, menjelaskan bahwa bantuan dari DBHCHT mencakup berbagai aspek penting.
Baca Juga:Resmi Diajukan, Mangga Gincu Sumedang Menuju Sertifikat Indikasi GeografisPemkab Sumedang Serap Aspirasi Pemuda dan Mahasiswa untuk Pembangunan Daerah
Mulai dari penyediaan pupuk khusus tembakau, alat dan mesin pertanian, hingga peralatan pasca panen seperti alat perajang dan fasilitas pengering.
Tidak hanya itu, pembangunan jalan usaha tani dan pelatihan kelompok tani juga turut menjadi perhatian.
“Bantuan ini menjadi bentuk dorongan pemerintah agar petani bisa meningkatkan produktivitas sekaligus menghasilkan tembakau dengan kualitas lebih baik,” kata Dadi.
Namun, ia menekankan bahwa permasalahan utama justru datang dari luar faktor produksi.
Menurutnya, harga tembakau masih sering mengalami naik turun akibat cuaca yang tidak menentu dan peredaran rokok ilegal.
Kondisi tersebut membuat pembelian tembakau oleh perusahaan rokok resmi mengalami penurunan.
Sebagai langkah strategis, UPTD Pertanian mendorong penerapan teknologi pasca panen.
Salah satunya melalui penggunaan metode pengeringan berbasis Green House (GH) yang dinilai lebih efisien dalam menjaga kualitas daun tembakau.
Baca Juga:Resmi Dilantik, Kang Feri Nahkodai PKS SumedangDana Aspirasi Dihapus, Anggota Dewan Sumedang Angkat Bicara
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan edukasi kepada masyarakat serta menekan peredaran cukai ilegal.
“Harapannya dengan dukungan DBHCHT dan upaya bersama di lapangan, petani tembakau di Kabupaten Sumedang dapat lebih sejahtera,” pungkas Dadi.***