SUMEDANG EKPRES- Suasana belajar di SD Cikamuning kali ini terasa berbeda. Bukan hanya duduk di kelas mendengarkan pelajaran, para siswa diajak langsung berinteraksi dengan tim pemadam kebakaran yang memberikan simulasi penggunaan alat pemadam api yang dilaksanakan di Dusun Cikamuning Kecamatan Sumedang Selatan, Kelurahan Mekarrahayu, Kabupaten Sumedang.
Kami Tim Pemadam Kebakaran yang beralamat di Jalan Prabu Gajah Agung Nomor 305, Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Nomor Darurat Kami 0261 201 113, mendapatkan tugas untuk mengajarkan anak -anak Pesantren dalam penanggulangan kebakaran” Kata Yayat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan sejak dini pentingnya kesiapsiagaan menghadapi kebakaran. Anak-anak diberi penjelasan tentang penyebab kebakaran, cara mencegahnya, hingga langkah cepat yang harus dilakukan saat keadaan darurat.
Baca Juga:Nongkrong Hemat ala Anak Kampus, Segini Harga Menu Jaad Caffee JatinangorRamah di Kantong, Cozy di Hati! Inilah Jaad Caffee Jatinangor
Tak hanya teori, para siswa juga mendapat kesempatan mempraktikkan cara menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Dengan penuh antusias, mereka mencoba memegang dan menyemprotkan tabung pemadam api di bawah bimbingan petugas.
Dalam kegiatan simulasi itu, para santri diberikan pemahaman mengenai faktor penyebab kebakaran, upaya pencegahan, serta langkah cepat untuk menyelamatkan diri. Mereka juga dilatih menggunakan alat pemadam api sederhana, mulai dari karung basah hingga Alat Pemadam Api Ringan (APAR),” jelas Yayat, Pemimpin Pemadam Kebakaran Kabupaten Sumedang, saat diwawancarai Sumeks, Rabu (16/9).
Tujuannya agar sejak dini anak-anak sudah memahami pentingnya menjaga keselamatan serta tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran. salah satu instruktur.
Kegiatan berlangsung interaktif. Para siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga langsung mempraktikkan cara memadamkan api. Suasana menjadi seru ketika beberapa siswa berani mencoba memadamkan api kecil di bawah pengawasan petugas.
Kepala Sekolah SD Cikamuning memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. Ia menilai, pentingnya penanaman kesadaran mengenai bahaya kebakaran harus dimulai sejak usia dini, terlebih di lingkungan pesantren yang memiliki banyak aktivitas.
Melalui simulasi ini, diharapkan para santri dapat lebih sigap saat menghadapi kondisi darurat serta mampu melindungi diri sendiri maupun orang di sekitarnya.
“Harapannya, ilmu yang didapat bisa menjadi bekal berharga bagi para siswa Sd, baik saat siswa Sd maupun ketika terjun ke masyarakat,” ujarnya.