SUMEDANG EKSPRES – Seorang santri di pondok pesantren di Leuwisadeng, Kabupaten Bogor tewas diduga akibat di timpa batu saat tidur.
Hal ini terungkap ketika video dari Media akun Aku Kabari beredar di Media sosial tiktok, pada hari Jumat diposting dan viral.
Kapolsek Leuwiliang, Komisaris Polisi Maryanto, menjelaskan bahwa korban meninggal dunia di RSUD Ciawi setelah sempat menjalani perawatan intensif.
Baca Juga:Rahasia Kesehatan Tersembunyi, Manfaat Buah Campolay yang Wajib Anda Ketahui!Sensasi Harga Mie Slebew Jebew di Sumedang, Murah dan Bikin Nagih!
“Kejadiannya sangat cepat, korban meninggal di tempat setelah dilempar batu oleh temannya,” ujar Maryanto, Jumat (19/9/2025).
Menurut keterangan polisi, kasus ini kini sedang ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bogor.
Kapolres AKBP Wikha Ardilestanto mengungkapkan bahwa penyelidikan terhadap kematian Fadil masih berlangsung.
“Kami masih mengumpulkan informasi dan akan memeriksa saksi-saksi,” kata Wikha.
Peristiwa ini diduga bermula dari dendam pribadi antara Fadil dan temannya.
Pada 11 September 2025, temannya menyelinap ke kamar korban dan melempar batu ke wajah Fadil, yang menyebabkan korban tewas seketika.
Sebelum meninggal, Fadil sempat dirawat di RSUD Ciawi selama lima hari, namun kondisinya semakin kritis.
Ayah korban, Deni, mengungkapkan bahwa wajah Fadil hancur akibat lemparan batu dan pukulan kayu yang diterimanya.
Baca Juga:Ngiler! Mie Slebew Jebew di Sumedang Tawarkan Level Pedas Tanpa AmpunDari Casual hingga Chic: Tips Outfit Simple Biar Tetap Stylish
“Saya diberitahu oleh pihak pesantren pukul 8 pagi, dan saat saya tiba di RSUD Leuwiliang pukul 10 pagi, anak saya sudah dalam kondisi kritis di ICU,” ungkap Deni, Kamis (18/9/2025).
Selain luka di wajah, dokter juga menemukan pendarahan di lambung Fadil yang diduga akibat pemukulan sebelumnya.
Kondisi tersebut memperkuat dugaan bahwa korban sudah mengalami kekerasan sebelum insiden fatal tersebut terjadi.
Polisi telah menangkap seorang pelaku, sementara penyelidikan terus berjalan. Masyarakat pun berharap agar kasus ini dapat diselesaikan secara adil, tanpa ada yang ditutupi.
Jenazah Fadil akhirnya dimakamkan di kampung halaman ibunya di Purbalingga, Jawa Tengah, pada Rabu malam, 18 September 2025.
Prosesi pemakaman diiringi dengan tangisan keluarga dan warga sekitar.
“Kami sudah membuat laporan ke polisi, sekarang biarkan proses hukum berjalan,” tegas Deni, ayah Fadil.
Keluarga Fadil berharap agar keadilan untuk mendiang putranya dapat ditegakkan dan kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.