TANJUNGSARI – Suasana di Kampung Gelasan, Desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari, kian semarak. Deru mesin dan semangat para pengrajin benang gelasan menjadikan kampung ini pusat produksi yang tak hanya menghidupkan ekonomi warga, tapi juga memberi warna tersendiri bagi kreativitas masyarakat Sumedang.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, yang berkunjung langsung ke lokasi, mengaku kagum dengan geliat usaha warga. “Ada 76 pengrajin yang aktif dan terus berkembang. Alhamdulillah, kebutuhan pertalite sebagai bahan bakar sudah difasilitasi melalui rekomendasi Pemda ke Pertamina. Ini tentu sangat membantu produktivitas,” ujarnya.
Dony menilai, geliat ekonomi ini bukan hanya tentang keuntungan finansial. Ia menyoroti kepedulian sosial para pengrajin yang memasang imbauan keselamatan agar masyarakat tidak bermain layangan di sekitar jaringan listrik maupun jalan raya. “Artinya, usaha ini berjalan seiring dengan kesadaran akan keselamatan publik,” tambahnya.
Baca Juga:Kreasi Foto Kafe Estetik dengan Gemini AI: 5 Prompt Inspirasi (Coba dari Kasurmu!)Ulik Lagi Prompt Gemini AI, Eksperimen Foto Jadi Berbagai Gaya: Vintage, Religi sampai Mistrerius
Tak hanya itu, terbentuknya asosiasi pengrajin gelasan juga mendapat apresiasi. Dengan wadah tersebut, koordinasi antarwarga menjadi lebih mudah, pemasaran lebih luas, dan pertukaran informasi semakin lancar. Produk gelasan buatan Kutamandiri bahkan sudah dipasarkan hingga luar Jawa, dari Sumatera sampai Sulawesi.
“Lebih dari 500 warga terlibat langsung dalam produksi. Ini potensi besar sebagai penggerak ekonomi kreatif di Sumedang. Pemda tentu akan terus memfasilitasi agar mereka berkembang,” kata Dony.
Menyadari kendala modal yang kerap dihadapi pengrajin, ia langsung menginstruksikan agar Bank Sumedang turun tangan lewat program Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDA). Dengan begitu, pengrajin tak lagi kesulitan mengakses permodalan untuk menjaga keberlangsungan produksi.
Ketua Asosiasi Pengrajin Gelasan Kutamandiri, Nandang Suryana, menyampaikan tren permintaan gelasan meningkat pesat, terutama sejak anak-anak kembali aktif bermain di luar rumah. “Alhamdulillah, cuaca mendukung dan permintaan melonjak. Kami bahkan rutin mengirim ke berbagai daerah. Harapannya, saat musim hujan produksi tetap bisa berjalan dengan dukungan modal dari Bank Sumedang,” ungkapnya.
Kampung Gelasan kini tidak hanya dikenal sebagai tempat lahirnya benang berkualitas, tetapi juga sebagai simbol kolaborasi antara warga dan pemerintah daerah. Kreativitas, kepedulian, dan semangat gotong royong membuat Kutamandiri layak disebut sebagai sentra ekonomi kreatif baru di Sumedang. (kos)