SUMEDANGEKSPRES – Belasan siswa SMA Negeri Tomo, Kabupaten Sumedang, terbaring lemah di ranjang perawatan. Suasana ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Cimalaka, Rabu (25/9/2025), dipenuhi kepanikan.
Seragam pramuka cokelat yang masih melekat di tubuh mereka kontras dengan wajah pucat, selang infus, dan masker oksigen yang terpasang.
Di samping ranjang-ranjang itu, para orang tua tak kuasa menahan haru. Ada yang duduk menggenggam tangan anaknya erat-erat, ada yang berulang kali menyeka air mata, sementara sebagian lagi sibuk bertanya pada perawat tentang kondisi putra-putrinya.
Baca Juga:Belasan Siswa SMA Negeri Tomo Sumedang Dilarikan ke RS Diduga Akibat Keracunan Makanan MBGBeckham Bangga jadi Kapten Lawan Arema FC
“Saya sangat panik begitu mendapat kabar anak saya muntah-muntah di sekolah. Waktu sampai sini, ternyata sudah banyak teman-temannya yang ikut tumbang,” tutur seorang ibu sambil berusaha menenangkan putrinya yang masih pucat.
Menurut keterangan keluarga, sedikitnya 12 siswa mendadak jatuh sakit setelah menyantap makanan MBG yang dibagikan di sekolah melalui salah satu SPPG. Gejalanya seragam: mual, pusing, dan muntah.
“Kami langsung bawa ke rumah sakit begitu tahu kondisi mereka menurun,” ungkap seorang ayah korban dengan nada cemas.
Meski suasana mencekam, para petugas medis tampak sigap. Mereka memeriksa satu per satu pasien, memasang infus, serta menyiapkan oksigen untuk siswa yang kesulitan bernapas. Hingga Rabu malam, para siswa masih dalam observasi intensif.
Pihak sekolah sendiri belum mengeluarkan keterangan resmi terkait kejadian tersebut. Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang bersama aparat kepolisian dijadwalkan turun tangan menyelidiki kandungan makanan yang diduga menjadi pemicu keracunan massal ini.
Namun di balik hiruk pikuk penanganan medis dan proses investigasi, ada wajah-wajah cemas para orang tua yang tak bisa disembunyikan. Mereka hanya berharap anak-anak mereka segera pulih.
“Mudah-mudahan tidak apa-apa, dan bisa cepat sehat lagi,” lirih seorang ibu sembari mengusap kepala anaknya yang masih terbaring lemah.
Baca Juga:Putros Kartu Merah! Bojan Puas Persib Unggul 2-1 atas Arema FCWarga Harus Tahu, Ini Zona Terlarang Layangan saat Paralayang Dunia di Sumedang
Di ruang IGD itu, yang tersisa hanyalah doa dan penantian panjang. Para orang tua berharap, insiden ini menjadi yang terakhir kali menimpa putra-putri mereka di sekolah, tempat yang semestinya aman untuk belajar dan menimba ilmu.(red)