sumedangekspres – Pemerintah Kabupaten Sumedang menegaskan komitmennya dalam pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, khususnya komunitas tuli. Pemerintah berupaya maksimal dalam membuka jalan agar teman tuli bisa tumbuh, berkarya, dan berkontribusi secara optimal.
“Setiap manusia dilahirkan tanpa kekurangan, melainkan dengan kelebihan yang diberikan Tuhan. Kelebihan itu merupakan kekuatan untuk terus menyebarkan hal baik,” kata Wakil Bupati Sumedang M. Fajar Aldila saat membuka Pekan Tuli Internasional dan Hari Bahasa Isyarat Internasional di Aula Tampomas,PPS, Minggu (28/9).
Menurutnya, masih banyak masyarakat yang harus dibantu dan masih banyak masyarakat yang membutuhkan kebijakan program yang lebih mendukung untuk para teman tuli. Kegiatan yang mengusung tema ‘Tidak ada Hak Asasi Manusia (HAM) tanpa Hak Bahasa Isyarat’, menjadi pengingat penting bahwa bahasa isyarat adalah pintu utama menuju keadilan, pendidikan, informasi, dan partisipasi.
Baca Juga:Doa Bersama dan Maulid NabiHati-hati, Curanmor Mengintai
“Peringatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan aksi nyata dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan menjunjung tinggi HAM. Pengingat untuk lebih memberikan ruang agar mereka lebih dilihat,” katanya.
Fajar menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan komunitas yang hadir. Penyandang tuli bukanlah kelompok lemah, melainkan bagian dari kekayaan sosial bangsa. “Kalian bukan kelompok yang lemah, kalian adalah bagian dari kekayaan sosial,” tegasnya.
Menurut Fajar, teman tuli tidak bisa dipandang sebagai kekurangan, justru mereka memiliki budaya, bahasa, dan cara pandang yang unik sehingga memberi warna bagi keberagaman bangsa Indonesia. “Teman-teman memiliki budaya, bahasa, dan cara pandang yang unik. Itu mampu mewarnai dan memberikan kekayaan pada keberagaman bangsa,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Wabup Fajar juga mengunjungi stand UMKM binaan komunitas tuli, dan melihat berbagai produk mulai dari makanan hingga pakaian. [*]