Makan Bergizi Gratis di Jawa Barat : Berkah untuk Petani, Ujian bagi Keamanan Pangan

Makan Bergizi Gratis di Jawa Barat : Berkah untuk Petani, Ujian bagi Keamanan Pangan
Makan Bergizi Gratis di Jawa Barat : Berkah untuk Petani, Ujian bagi Keamanan Pangan
0 Komentar

Penulis: ERNAH – Dosen Faperta Universitas Padjadjaran dan Ketua PERHEPI Komda Bandung

SUMEDANGEKSPRES – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah kebijakan sosial yang memiliki dua tujuan: mengurangi stunting dan menciptakan permintaan yang stabil bagi produsen pangan lokal. Pada dasarnya, ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi pertanian skala kecil di Jawa Barat, sebuah provinsi agraris yang memiliki berbagai jenis makanan, mulai dari beras dan sayur-sayuran hingga ikan dan produk olahan mikro. Namun, fakta belakangan ini menimbulkan banyak pertanyaan.

Kasus keracunan massal terkait MBG yang melanda beberapa kabupaten di Jawa Barat, termasuk Bandung Barat yang tercatat sekitar 1.333 korban pada satu titik pelaporan, serta ratusan korban di Sumedang dan daerah lain bukan sekadar masalah kesehatan publik, ini juga mengganggu ekosistem pemasok lokal dan kepercayaan pasar. Laporan menyebut total korban di Jabar mencapai seribuan lebih dan penyelidikan awal Laboratorium Kesehatan (LabKes) menunjukkan makanan basi sebagai penyebab utama. Dampaknya adalah dapur MBG ditutup sementara, rantai pembeli tidak yakin, dan petani dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berisiko kehilangan pasar secara cepat.

Baca Juga:Warga Sumedang Keluhkan Harga CabaiSiap Bentuk Lembaga Aduan MBG

Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 31 juta penerima manfaat menerima bantuan dari kurang lebih 9.600 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan pembangunan 4.600 dapur MBG, dan hingga Agustus 2025, sekitar 4.000 telah dibangun dan 600 telah beroperasi. Jawa Barat memperoleh sebagian besar dari total anggaran nasional sebesar 50 triliun per tahun dimana sekitar 85 persen dari anggaran program dialokasikan untuk membeli bahan baku lokal.

Dari perspektif ekonomi pertanian, MBG memiliki efek multiplier yang nyata jika dikelola dengan baik. Pembelian terpusat untuk program ini dapat meningkatkan penyerapan produk lokal, meningkatkan nilai tambah pengolahan, dan membuka ruang bagi UMKM pengolahan atau katering. Namun, peristiwa yang terjadi saat ini menunjukkan dua kelemahan struktural yaitu manajemen kualitas dan sanitasi di tingkat produksi dan pengolahan, serta ketidaksiapan logistik seperti jalur dingin, penyimpanan, dan distribusi, yang harus dilakukan secara konsisten pada skala besar. Manfaat ekonomi tanpa intervensi ini hanya akan bersifat sementara atau bahkan kontraproduktif.

0 Komentar