Kehadiran komunitas ini menjadi momen istimewa, karena selain mempererat kebersamaan, juga menghadirkan filosofi mendalam dari dunia burung yang dapat dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Kapolres, para anggota komunitas burung tersebut, adalah sosok luar biasa.
Lantaran mereka mampu memelihara burung sejak kecil hingga tumbuh jinak dan bersahabat dengan manusia.
Baca Juga:Lansia Ditemukan Meninggal di Taman ITB JatinangorGampang Aja! Ini 10 Cara Mengeluarkan Angin dalam Perut dengan Cepat agar Nyaman Kembali
Mulai dari jenis parkit, lovebird, hingga burung besar seperti macaw (macau), semuanya dapat dilatih dengan penuh kesabaran dan keahlian.
“Saya kagum dengan kemampuan adik-adik komunitas burung ini,” ujar Kapolres.
Mereka, kata dia, bisa melatih berbagai jenis burung sehingga jinak dan dekat dengan manusia.
“Bahkan saya sendiri sempat heran melihat burung parkit yang kecil itu bisa kembali lagi ke pemiliknya setelah dilepaskan,” ungkap Sandityo.
Kapolres sebut filosofi hidup yang dapat dipetik dari burung.
Warna-warni bulu yang indah dan keceriaan burung mencerminkan keberagaman serta keindahan hidup.
Sementara kebiasaan burung yang terbang bebas namun selalu kembali ke rumah, menjadi gambaran pentingnya manusia untuk tetap mengingat asal-usul dan keluarga.
“Filosofi burung ini luas. Mereka bisa terbang bebas menjelajahi alam, namun tidak lupa untuk kembali ke rumah. Itu pelajaran berharga untuk kita semua, bahwa sejauh apa pun kita pergi, keluarga dan rumah adalah tempat kita kembali,” tutur Kapolres.
Baca Juga:5 Prompt AI Edit Foto Cewek Berwibawa Ala Independent WomanKumpulan Prompt AI Edit Foto Anak Perempuan Dari Fotbar Sama Dino Kuning Sampai Outfit Hitam Elegan
Dengan kegiatan tersebut, Sandityo berharap silaturahmi dengan komunitas burung dapat terus terjalin, sekaligus menginspirasi masyarakat Sumedang untuk memelihara rasa kebersamaan, kesabaran, serta keindahan hidup sebagaimana filosofi burung. (red)