SUMEDANG – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan di sejumlah daerah Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sumedang, kembali menjadi sorotan. Para pakar menilai, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada sajian yang diberikan, tetapi juga pada sistem pengawasan dan kontrol yang ketat.
Pakar Kebijakan Publik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Asep Sumaryana, menegaskan bahwa pemerintah daerah harus benar-benar mencermati aktivitas dapur penyelenggara MBG. Menurutnya, tanpa kontrol yang serius, potensi masalah seperti keracunan makanan bisa terjadi.
“Pemerintah harus mengevaluasi dan mengawasi bagaimana MBG ini berjalan dengan cermat. Kontrol distribusi, pembelian bahan, hingga proses penyajian harus jadi perhatian,” kata Asep, Selasa (7/10).
Baca Juga:4 Prompt Edit Foto AI jadi Presiden Indonesia Duduk di Istana NegaraDaftar Harga Uang Kuno di Marketplace Dari Ribuan Sampai Jutaan Rupiah, Rp1000 Kelapa Sawit Seharga 100 Juta!
Ia juga mengapresiasi rencana Pemkab Sumedang membentuk posko pengaduan sebagai bagian dari evaluasi program. Menurutnya, langkah itu penting agar ada saluran resmi bagi masyarakat melaporkan kendala maupun dugaan masalah. “Dengan adanya posko aduan, bupati bisa mengambil langkah tepat jika ditemukan persoalan. Ini bagian dari mekanisme kontrol,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sumedang, Fajar Aldila, lebih menyoroti aspek sumber daya manusia yang bekerja di dapur MBG. Ia mengingatkan, kesehatan para pekerja harus dijaga agar tidak terjadi human error yang berakibat fatal.
“Saya lebih concern pada SDM. Mohon kepala SPPG sering mengecek kondisi pekerjanya. Mereka bukan robot. Kalau kelelahan atau sakit, risiko kelalaian akan meningkat, terutama dalam menjaga higienitas makanan,” ujar Fajar.
Wabup juga meminta setiap dapur MBG di bawah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) benar-benar memperhatikan kapasitas produksi. Menurutnya, jangan sampai jumlah sajian yang besar justru membuat tenaga kerja terbebani hingga mengabaikan aspek kebersihan. “Jangan sampai kelelahan menyebabkan kelalaian. Kepala SPPG harus melakukan monitoring kerja secara rutin,” tegasnya.
Selain pengawasan pada pekerja, Fajar menekankan pentingnya memperketat kontrol bahan baku. Ia mencontohkan kasus di Ujungjaya yang perlu segera diantisipasi dengan mitigasi cepat jika ditemukan potensi masalah. “Pastikan bahan makanan aman untuk dikonsumsi siswa. Jangan tunggu sampai timbul dampak buruk,” katanya.